2. Mengaku bukan orang cerdas
Pria asal Boyolali, Jawa Tengah itu mengaku bukanlah pribadi yang pintar dan cerdas.
Ia juga mengaku tidak pernah jadi anak pintar semasa awal sekolah. Kelas 2 SD, misalnya, Sutopo belum bisa baca tulis.
Ia juga berasal dari keluarga yang kekurangan. Namun, hal tersebut tak menjadi alasan dirinya untuk menyerah.
Ia punya semangat untuk belajar dan mengejar ketertinggalan pelajaran.
Hingga akhirnya, ia menjabat sebagai kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNBP pada usia 40-an.
Dari sisi akademis pun, dia telah tamat S3.
Meski demikian, tak mudah menjadi seorang Sutopo.
Sebagai salah satu pentolan BNPB, ia kerap kali dimaki dan dihujat orang, bahkan diancam karena selalu menyampaikan data dan fakta apa adanya, tanpa dikurangi, apalagi dilebihkan.
“Pernah juga saya bikin rilis bencana nasional, yang menghujat banyak sekali. Ada yang bilang, pengkhianat kamu Sutopo, mati kamu!” kata Sutopo.
Baginya, keejujuran kepada publik adalah kunci. Ia selalu menyampaikan fakta, tanpa mau menutup-nutupi apalagi membohongi.
3. Mengidolakan Jokowi dan Raisa
Sutopo dikenal mengidolakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia mengidolakan sosok presiden itu sejak Jokowi masih jadi wali kota Solo.
Sutopo pun ingin bertatap muka dengan Jokowi, bahkan sekadar berjabat tangan.
Keinginannya tersebut pun terwujud ketika ia diundang langsung oleh Jokowi pada Jumat (5/10/2018) di Istana Bogor.
Ia tidak hanya bisa bersalaman, tapi juga mengobrol dengan Presiden.
Selain Jokowi, Sutopo juga dikenal sebagai fans dari penyanyi Raisa.
Ia mengaku sering mendengarkan lagu-lagu Raisa, bahkan hafal liriknya.