GridPop.ID - Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada Minggu (7/7/2019) di Guangzhou, China.
Kepergian Sutopo Purwo Nugroho tersebut disebabkan oleh penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.
Sejak 15 Juni 2019 lalu Sutopo Purwo Nugroho sudah bertolak ke Guangzhou untuk berobat.
Pasalnya, penyakit kanker yang dideritanya itu sudah menyebar hingga ke tulang dan organ vital lainnya.
Sosok Sutopo memang sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia.
Di tengah penyakit mematikan yang dideritanya, Sutopo yang menjabat sebagai Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB itu tetap aktif memberikan informasi aktual mengenai bencana alam yang terjadi di Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan lewat laman media sosial Twitter dan Instagram miliknya.
Peran Sutopo dalam menyajikan informasi sangat berpengaruh untuk menekan jumlah hoaks yang biasanya muncul ketika bencana alam sedang melanda.
Kegigihannya itu sempat dibahas oleh media asal Amerika Serikat, The New York Times.
Dalam artikel yang dirilis pada Desember 2018 silam, Sutopo disebut sebagai sumber terpercaya mengenai informasi bencana di Indonesia.
Bersamaan dengan itu, Sutopo juga mengalami "bencana" dimana dirinya yang bukan perokok divonis mengidap kanker paru-paru stadium 4.
Dokter bahkan memprediksi hidupnya hanya tinggal 1 hingga 3 tahun lagi.
"Saat saya mendengar vonis itu di Januari, saya sangat terkejut," terangnya.
Tetapi setelah mengatasi keterkejutannya, Sutopo mengatakan dia mulai menerima nasibnya.
"Sama seperti warga yang terdampak gempa maupun tsunami," terangnya.
Sutopo juga bercerita ketika terjadi gempa berkekuatan 7 SR di Lombok dan menewaskan 550 orang, ia tetap menerima telefon dari wartawan sembari menjalani perawatan.
Meski kanker yang dideritanya sudah menyebar hingga ke tulang, ia tetap bersikeras untuk hadir dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di seluruh negeri.
"Saat terjadi bencana dan saya harus melakukan konferensi pers, adrenalin saya terpacu dan saya bahkan lupa kalau sedang sakit," ujar Sutopo.
Rasa sakit itu kemudian kembali dirasakannya ketika kembali ke rumah.
"Sesampainya di rumah, saya kembali merasakan sakitnya," ujar Sutopo.
(*)