Find Us On Social Media :

Sempat Difitnah Karena Jualannya Laris, Penjual Rujak Nabung Rp 5 Ribu Setiap Hari Akhirnya Naik Haji: Ini Seperti Mimpi

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Senin, 8 Juli 2019 | 12:49 WIB

Aktifitas Sahyun calon jamaah haji, saat berjualan rujak di taman Selong, Lombok Timur.

GridPop.ID - Kisah mengharukan dialami sepasang suami istri di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Bertahun-tahun menabung dari hasil jualan rujak, keduanya bisa menggapai mimpi untuk beribadah haji di Mekkah.

Di balik mimpi yang jadi kenyataan tersebut, pasangan penjual rujak ini juga sempat mengalami hal yang kurang mengenakan.

Baca Juga: Bukan Orang Sembarangan, Begini Kabar Mantan Suami Barbie Kumalasari Setelah Bertahun-tahun Bercerai Hingga Lakukan Hal Ini

Melansir dari Kompas.com, pasangan suami istri lansia, Sahun (75) dan Kaiah (71), merasa bersyukur dan berbahagia.

Pasalnya, kedua warga asal Kelurahan Selong, RT 013, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat tersebut akan berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah tahun ini.

Menariknya, mereka akan menunaikan ibadah haji dari hasil berjualan rujak setiap harinya.

Baca Juga: Video Viral Seorang Pria Pukul Pengendara Lain Justru KO saat Dipukul Balik Pakai Helm, Warganet Malah Terhibur

Ditemui di rumahnya yang sederhana di kota Selong, Sahtun menyebutkan, dirinya tak menduga akan dipanggil namanya bersama istri untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

"Saya tak menyangka kalau saya akan dipanggil namanya untuk pergi haji. Ini seperti mimpi, mungkin karena memang sudah takdir saya juga," ungkap Sahyun saat ditemui, Kamis (4/7/2019).

Selama 7 tahun sudah Sahyu berjualan rujak buah hingga ia selalu berusaha untuk menabung walau jumlahnya kecil.

Baca Juga: Lelah Dari Pagi Menunggu Orderan, Sopir Ojek Online Ini Kaget dan Nyaris Tak Percaya Mengetahui Siapa Penumpangnya

Setiap hari, ia menyisihkan Rp 5.000 dan berharap suatu saat nanti tabungan itu bisa untuk menunaikan ibadah haji.

"Dari hasil jualan itu, saya selalu meniatkan untuk menabung sebagai biaya untuk naik haji walau sedikit per hari saya tabung 5 ribu rupiah," tutur Sahyun sambil mengusap air mata bahagia.

Perjalanan sebagai penjual rujak memang tidak selalu mulus dialami oleh Sahyun.

Baca Juga: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Karena Kanker Paru, 3 Makanan yang Menggoyang Lidah Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru

Suatu ketika, rujak Sahyun pernah difitnah mempunyai jampi-jampi pelaris.

Pasalnya, rujak jualannya dinilai sangat laris bahkan hingga anak-anak menangis minta untuk dibelikan rujak Pah Sahyun.

"Duka yang saya paling ingat itu, pernah dibilang saya pakai jampi-jampi karena laris. Anak-anak kalau melihat rombong rujak saya menangis minta untuk dibelikan," tutur Sahyun.

Sementara itu, Kaidah, istrinya selalu setia menemani hidup Sahyun bertugas membuat bumbu rujak dan pergi ke pasar membeli buah setiap harinya.

Baca Juga: Pria Ini Bikin Geger Karena Mengandung Bayi di Perutnya Setelah Menjalani Tes USG, Begini Penjelasan Ahli

"Kalau saya tugasnya membuat bumbu rujak, ngulek-ngulek sambal, dan pergi ke pasar membeli buah, seperti jambu, bengkoang, mangga, pepaya, dan buah yang lain," kata Kaidah.

Sebelum berjualan rujak, bapak empat anak ini pernah menggeluti bermacam-macam pekerjaan dari buruh, berjualan es, hingga berjualan bakso.

Tetapi hal itu dirasanya bukan jalan terbaik untuk mengais rezeki, hingga pada 2012 ia beralih menjadi tukang rujak sampai saat ini.

"Sebelum berdagang rujak, pekerjaan saya serabutan, dari tukang gergaji kayu, nyangkul di sawah orang, berjualan bakso sampai es, udah saya kerjakan, tapi itu tidak lancar sehingga saya merasa nyaman berjualan rujak sampai sekarang," tutur Sahyun.

Baca Juga: Seorang Artis Dilarikan ke Rumah Sakit karena Ditembak Saat Berada di Mobilnya, Begini Kejadiannya

Rihayah (40), anak sulung Sahyun dan Kaidah, menyebut bapaknya adalah pahlawan bagi hidupnya yang sudah membesarkan dirinya bersama adik-adiknya yang lain.

"Bagi kami, bapak adalah pahlawan kami. Dia yang membesarkan kami. Setiap hari dia mendorong gerobak rujaknya, berangkat dari rumah menuju pangkalan di taman kota Selong," kata Rihayah.

Selama ini, Rihayah tidak mengetahui bahwa kedua orangtuanya menabung untuk haji dari hasil berjualan rujak.

Baca Juga: Dulu Tajir Melintir, Aktor Ini Bangkrut Lalu Terjerumus Narkoba Hingga Terpaksa Naik Angkot dan Menanam Sayuran untuk Makan

"Kami tidak tahu bapak itu nabung untuk naik haji. Kami sangat kaget melihat dia, ternyata namanya sudah dipanggil dari Jakarta untuk menunaikan ibadah haji," lanjut Rihayah.

Dikabarkan, pasangan suami istri ini dijadwalkan akan berangkat haji pada kloter terakhir.

Depan rumah Sahyun dan Kaidah ditata apik seperti biasanya dalam tradisi masyarakat Lombok.

Baca Juga: Jadi Pulau Terpadat di Dunia, NASA Bongkar Citra Satelit Pulau Jawa pada Malam Hari, Hasilnya Sungguh Menakjubkan!

Terlihat sebuah tenda klansah atau tenda beratapkan daun kelapa sudah dipersiapkan sebagai lokasi zikir dan doa keberangkatan pasangan Sahyun dan Kaidah.

Terlihat juga baliho besar yang dipasang di depan gang rumah Sahyun dengan tulisan ucapan selamat menunaikan ibadah haji Bapak Sahyun dan Kaidah, semoga menjadi haji yang mabrur.

Sebelumnya, kisah mengharukan orang naik haji juga dialami oleh seorang tukang becak sekitar dua tahun lalu.

Baca Juga: Geger Bau Ikan Asin, Barbie Kumalasari Lahirkan Putri Cantik Jelita Dari Mantan Suaminya

Melansir Tribunnews.com (27/7/2017), Maksum, tukang becak asal Bangkalan, Madura berhasil menggapai mimpi untuk beribadah haji.

Berbekal penghasilan Rp 20 ribu per hari, pria tua yang akrab disapa Mbak Soman ini mengaku mengumpulkan uangnya dari tiap kayuhan pedal becak miliknya.

"Saya tidak ingat berapa lama (mengumpulkan uang), yang jelas sudah lama sekali," tuturnya tidak berhasil mengingat, Kamis (27/7/2017).

Baca Juga: Menyayat Hati, Ratu Kecantikan Ini Ditembak Mati Setelah Terpilih Jadi Bintang Media Sosial Terpopuler

"Kalau dapat uang sedikit saya simpan, makan sudah sama anak-anak. Kebetulan dua anak saya masih tinggal di rumah. Nanti kalau uangnya sudah terkumpul Rp 500 ribu, saya tabung. Biasanya sebulan bisa Rp 500 ribu. Sudah dapat Rp 20 juta, saya buka rekening haji," kisahnya. (*)