Find Us On Social Media :

Curiga Terhadap Dahan Patah yang Aneh, Begini Kisah Eko Prasetyo Anggota Wanadri yang Pertama Kali Temukan Survivor Thoriq

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Rabu, 10 Juli 2019 | 18:45 WIB

Thoriq sempat hilang sebelum akhirnya ditemukan sudah tidak bernyawa.

GridPop.ID - Pendakian gunung menjadi olahraga ekstrem yang digemari anak muda di Indonesia.

Belakangan ini, kabar hilangnya survivor bernama Thoriq pun menyita perhatian publik.

Hilang selama 12 hari, survivor Thoriq ditemukan telah meninggal dunia.

Baca Juga: Dikira Cuma Ramalan Biasa, Akun Ini Ternyata Akurat Menerawang Posisi Jasad Thoriq Sebelum Ditemukan di Gunung Piramid

Dilansir dari Tribun Jatim, Wakapolres Bondowoso Kompol David Subagyo menuturkan, berdasarkan proses autopsi oleh dokter medis, Thoriq meninggal karena kelelahan.

"Sudah dilakukan autopsi luar mas. Kelelahan, pingsan, terus meninggal dunia," terang David dalam pesan singkat melalui WhatApps (WA).

Melansir dari Suar.ID, selama 12 hari sejak tanggal 23 Juni 2019, Thoriq dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Piramid, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Baca Juga: Jenazah Putranya Berhasil Ditemukan Tim SAR, Ibunda Thoriq Hanya Bisa Pasrah: Yang Penting Ketemu dan Bisa Dimakamkan

Ia baru ditemukan pada 5 Juli 2019 dalam keadaan meninggal dunia.

Upaya pencarian dilakukan oleh tim pencari yang terdiri dari Basarnas, Polisi, TNI, hingga relawan seperti Wanadri, Brigadir Penolong, hingga Gema Mahapeta Universitas Bondowoso (GMPT).

Pencarian Thoriq awalnya dihentikan di hari ke-7 sesuai SOP Basarnas, namun berkat kegigihan tim pencari ia akhirnya ditemukan.

Baca Juga: Viral Video Jalur Pendakian Punggung Naga Gunung Piramid yang Dilalui Thoriq, Kemiringannya Terlampau Ekstrim dan Terjal Hingga Harus Merangkak Untuk Capai Puncak

Eko Prasetyo, adalah ketua tim pencari dari Wanadri yang pertama kali menemukan jasad Thoriq.

Ia pun membagikan kisahnya dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube AMIRENESIA, pada Rabu (10/7/2019).

Eko bersama sejumlah rekannya yang diberangkatkan dari markas Wanadri di Bandung, baru sampai di Bondowoso pada hari ke-2 pencarian Thoriq ditutup.

Baca Juga: Punya Tingkat Kemiringan Ekstrim dan Medan yang Terjal, Tim SAR Sempat Kesulitan Untuk Mengevakuasi Jenazah Thoriq yang Ditemukan di Gunung Piramid

Mereka lantas mengurus perizinan untuk kembali melakukan pencarian terhadap Thoriq.

Pada hari ke-3, Eko bersama timnya menganalisa peta kawasan Gunung Piramid untuk mencari titik-titik kemungkinan jatuhnya Thoriq.

Eko bersama timnya lantas menentukan search area berdasarkan bukti-bukti dan keterangan saksi yang telah dikembangkan oleh Basarnas.

Baca Juga: Diduga Terpeleset dan Jatuh ke Jurang, Jenazah Thoriq yang Hilang di Gunung Piramid Akhirnya Ditemukan di Hari Ulang Tahunnya

Tim Wanadri sebelumnya juga melakukan survei lokasi untuk menemukan benda seperti batu sebagai pegangan untuk menuruni tebing di Gunung Piramid.

Pada hari Jumat (5/7), Eko dan timnya menuruni search area yakni di sebelah utara punggung Gunung Piramid, sesuai dengan keterangan saksi.

Tim pencari selesai menuruni punggung dan menyisir bagian utara Gunung Piramid sekitar pukul 14.40 WIB.

Baca Juga: 5 Fakta Gunung Piramid Tempat Hilangnya Thoriq, Kemiringannya Sampai 90 Derajat Hingga Pendaki Dilarang Untuk Ambil Benda Apapun

Mereka rencananya akan melanjutkan penyisiran di bagian selatan punggung Gunung Piramid.

Namun belum beranjak dari bagian utara punggun Gunung Piramid, rasa curiga muncul ketika mereka melihat beberapa pohon kering di sekitar yang patah.

Eko menuturkan, pohon yang patah tersebut dicurigai sebagai jalur Thoriq terjatuh.

Baca Juga: Mbah Mijan Terawang Kondisi Thoriq Pendaki yang Hilang di Gunung Piramid, Kirim Doa Hingga Dapat Penglihatan Ini

"Patahannya itu sedikit aneh, jadi seperti pegangan orang buat jatuh seperti itu," ujar Eko.

Eko lantas turun, dan sekitar jarak 40 meter ia mulai mencium bau-bau jenazah.

"Saya turun ke bawah lagi, baunya tambah menyengat, akhirnya saya turun lagi. Akhirnya saya mulai melihat ke bawah, saya melihat kaki. Saya turun lagi, saya langsung memastikan bahwa itu survivor," lanjutnya.

Baca Juga: 5 Fakta Kasus Perampokan di Kamar Ibu Muda, Pelaku Masuk Lewat Jendela hingga Kondisi Korban yang Dibacok Arit

Eko lantas menginstruksikan meniup peluit tiga kali kepada rekan-rekannya sebagai pertanda menemukan sesuatu.

Eko pun langsung diminta oleh seniornya untuk mengumandangkan adzan.

"Mas Wang senior saya, langsung menyuruh saya adzan, di situ saya langsung adzan setelahnya saya turun dan duduk disebelah survivor selama kurang lebih satu jam setengah," ujar Eko.

Baca Juga: Takut Dimarahi Orang Tua Korban, Dua Pemuda di Bandung Ini Tega Tinggalkan Mayat Temannya Teronggok di Sepeda Motor dan Bikin Geger Warga

Setelah bersama rekannya memastikan bahwa itu adalah jenazah Thoriq, Eko dan tim lantas kembali ke atas karena hari semakin sore.

Pertimbangan kondisi fisik tim pencari yang kelelahan ditambah medan yang berat membuat jenazah Thoriq akhirnya dievakuasi keesokan harinya, Sabtu (6/7/2019).

Eko mengungkapkan kendala terbesar pada operasi pencarian Thoriq ini adalah medan yang berat serta keterbatasan peralatan.

Baca Juga: Dipilih Jadi Chief Digital Officer KG Media, Dahlan Dahi Akan Perkuat Posisi KG Media Sebagai Publisher Utama di Tanah Air

Sementara itu, di akhir ceritanya ia memberikan beberapa pesan kepada masyarakat apabila ingin melakukan pendakian gunung.

"Pertama yang harus dipahami adalah pengetahuan. Pengetahuan tentang pendakian, tentang manajemen perjalanan.

Kedua tentang peralatan. Kelengkapan peralatan yang digunakan untuk pendakian. Dua hal itu adalah kunci dalam pendakian. Tanpa dua hal itu pasti akan mengalami banyak kesulitan dalam pendakian," tandas Eko.

Baca Juga: Bikin Takjub! Fenomena Langka Sore Nanti, Masyarakat Indonesia Dapat Lihat Saturnus yang Berjarak 1,351 Miliar Kilometer dari Bumi

(*)