Find Us On Social Media :

Dulu Dipandang Sebelah Mata, Pria Asal Kendal Ini Sempat Tinggal di Panti Asuhan hingga Sekarang Menjabat Direktur Utama Sebuah Bank

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Minggu, 21 Juli 2019 | 11:33 WIB

Mundholin, mantan penghuni panti asuhan yang kini menjadi direktur utama BPR BKK Kendal.

GridPop.ID - Tak ada seorang pun yang tahu mengenai nasib manusia.

Kendati demikian, orang tidak harus kehabisan mimpi untuk meraih impiannya.

Tentunya hal itu diimbangi dengan usaha keras untuk mewujudkannya seperti yang dialami pria asal Kendal ini.

Baca Juga: Bom Waktu di Balik Kisah Nunung, Keluarga Polo Kebakaran Jenggot Bongkar Aib sang Primadona Srimulat: Saya Tahu Semua 'Belang'nya Nunung

Melansir dari Kompas.com, namanya Akhmad Mundholin, penghuni panti asuhan yang kini menjadi Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (BPR BKK) Kendal, Jawa Tengah.

Ada motto yang selalu dipegangnya yakni nasib memang Tuhan yang menentukan, tetapi manusia harus berusaha suapaya apa yang dicita-citakan bisa terwujud.

Mundholin mengatakan, apa yang dicapai saat ini tidaklah mudah.

Baca Juga: Tajir Melintir di Usia Muda, Begini Megah dan Nyamannya Rumah Stefan William dengan Kolam Renang Berpintu Geser, Halamannya Bikin Melongo

Bukan hanya membutuhkan perjuangan dan kesabaran, dibutuhkan juga banyak berdoa kepada Tuhan.

Bapak tiga anak yang kini tinggal di Desa Pidodo Kulon, Patebon, Kendal, ini menceritakan bahwa masa kecilnya sangat sulit dilalui.

Saat berusia 2 tahun, ia kehilangan ayahnya yang meninggal dunia hingga dirinya harus menyandang status anak yatim.

Baca Juga: Sadis, 'Anak Istimewa ' Ini Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Nyawa Orangtuanya yang Pekerja Buruh Karena Dendam Dituntut Terus Berprestasi

Saat itu, kehidupan ekonomi ekomoni keluarganya sangat memprihatinkan.

Bahkan untuk makan saja, menurut Mundholin, keluarganya kadang masih bergantung dari bantuan tetangga yang dermawan.

"Hidup kami sangat susah," kata Mundholin, sambil meneteskan air mata, saat ditemui, Sabtu (20/7/2019).

Mundholin mengatakan, untuk menghidupi 8 orang anak, ibunya bekerja sebagai penarik karcis pedagang pasar.

Baca Juga: Sampai Dilerai Satpam, Nunung Bertengkar Hebat dengan Suaminya Sebelum Dicokok Polisi karena Narkoba, Ada Apa?

Lantaran gajinya tidak cukup untuk menghidupi 8 anaknya itu, ibunya mencari pendapatan tambahan dengan bekerja sebagai tukang sapu di Kulon Pidodo Kulon.

Mundholin yang merupakan anak ketujuh dari 8 bersaudara tersebut menceritakan, selepas menamatkan sekolah dasar, ia dilanda kebingungan.

Pasalnya, ia ingin melanjutkan sekolahnya ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

Namun, dirinya sadar bahwa untuk melanjutkan sekolah ke SMP, ibunya sudah tidak ada biaya.

Baca Juga: Pakai Narkoba Demi Stamina, Nunung Sempat Beri Pengakuan Ini: Saya Suntik Vitamin!

Suatu saat, ada tetangganya yang menawari Mundholin untuk masuk ke panti asuhan.

Hal itu dilakukan agar dirinya bisa melanjutkan ke SMP dan sekolah menengah ke atas (SMA) yang langsung diterima.

Sejak itu, ia harus hidup di panti asuhan dan pisah dengan keluarga demi bisa sekolah.

Selama di panti asuhan, Mundholin pun dididik mandiri dari mencuci baju sendiri, merapikan kamar, bersih-bersih, menyapu, mengepel hingga memasak sendiri.

Baca Juga: Tajir Melintir, Soimah Biarkan Benda Seharga 300 Juta Tergeletak Begitu Saja di Ruang Tamu Rumahnya, Dapurnya Bikin Melongo

Ketika masuk SMP, Mundholin mengaku sangat senang kendati jarak sekolah dengan panti asuhan sekitar 7 kilometer.

Perjalanan itu Mundholin tempuh dengan berjalan kaki ketika berangkat dan pulang sekolah.

"Kadang bonceng teman yang memakai sepeda ontel. Kalau tidak ada boncengan ya terpaksa jalan kaki," kata Mundholin.

Baca Juga: Setia Hingga Akhir Hayat, Seekor Anjing Ini Menolak Ketika Disuruh Beranjak dari Peti Mati Majikannya

Demi meraih cita-cita ke perguruan tinggi, Mundholin setia menjalani kehidupannya dengan penuh semangat.

Meski sering dipandang sebelah mata oleh teman-temannya karena status sosialnya sebagai anak panti asuhan.

Perasaan minder, tidak percaya diri hingga merasa dikucilkan membuncah dalam benak Mundholin namun diabaikan karena semangat belajarnya.

Karena ketekunannya belajar, prestasinya pun sangat baik.

Baca Juga: Dinikahi Raja Dangdut di Usia Belasan hingga Disunting dan Berseteru dengan Vicky Prasetyo, Begini Mewah dan Nyamannya Rumah Angel Lelga, Ruang Makannya Bikin Melongo

"Saya menjadi salah satu anak yang pandai. Teman-teman saya mulai mengakui saya. Bahkan saya ditunjuk oleh guru kelas sebagai ketua kelas," lanjutnya.

Ketika di SMA, jarak sekolahnya dengan panti asuhan pun sangat jauh dan tak mungkin ditempuh dengan jalan kaki.

Akhirnya, ia dititipkan untuk tinggal di panti asuhan di Weleri yang lebih dekat dengan sekolahnya.

Baca Juga: Akan Segera Menikah dengan Kevin Aprilio dalam Waktu Dekat, Vicy Melanie Justru Masih Ragukan Kesetiaan Sang Kekasih, Ada Apa?

Di tempat tinggal baru itu, Mundholin merasakan aturan yang lebih ketat yang manfaatnya dirasakan sampai sekarang.

Kehidupan di panti asuhan membuat Mundholin menjadi orang yang tidak mudah mengeluh, pekerja keras, ulet, telaten, sabar dan pantang menyerah.

"Selepas SMA, saya mulai kerja di BPR di wilayah Kecamatan Gemuh. Saat itu, saya menjadi petugas desa yang bekerja dari kantor balai desa satu ke balai desa lainnya," kata Mundholin.

Baca Juga: Uang Miliaran Mengalir Deras ke Kantongnya, Begini Megah dan Luasnya Rumah Ria Ricis yang Dilengkapi Lorong Waktu, Dapurnya Bikin Kaget

Tekun dan jujur, berkat itu karir Mundholin meningkat. Ia menyisihkan uang pendapatannya untuk membantu ibu dan membiayai kuliahnya di Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) 1945 Semarang.

"Alhamdulillah, sekarang saya sudah dua periode ini menjabat sebagai Direktur BPR BKK Kendal dan saya juga sudah lulus S2 atau Megister Menejemen," kata Mundholin.

Mundholin selalu mengakui dirinya anak panti dan tak malu akan latar belakangnya.

Ia pun tak lupa akan asal usulnya dengan membantu anak-anak yatim dan panti asuhan dan menjadi donatur.

Baca Juga: Baru Tiba di Jakarta dan Ibunya Sudah Diciduk Polisi, Bagus Permadi Tak Kuasa Menahan Air Matanya dan Ungkap Kesedihannya Saat Gagal Bertatap Muka dengan Nunung

Mundholin berusaha membuat anak-anak yatim merasa bahagia karena ia sendiri merasakan manis getirnya jadi anak panti.

Ia juga memiliki mimpi agar panti asuhan membuat usaha mandiri.

"Saya adalah anak yang merasakan bagaimana panti asuhan itu begitu sabar mendidik dan merawat anak-anak yatim. Paling tidak, dengan bisa meringankan beban pengurus panti asuhan," tandasnya.

Baca Juga: Dinikahi Produser Tajir Beda Usia Nyaris 20 Tahun, Begini Megah dan Nyamannya Rumah Artis Ini, Dapurnya Bikin Melongo

Di sela kesibukannya, Mundholin menyempatkan diri datang ke panti asuhan untuk memberikan motivasi pada anak-anak yatim.

Ia berbagi cerita pengalaman hidup dan pesan bahwa anak yatim, anak panti asuhan bisa sukses serta berhak hidup layak seperti anak-anak lainnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Penghuni Panti Asuhan yang Kini Jadi Direktur Utama"