GridPop.ID - Nasib malang menimpa seorang gadis muda berstatus pelajar di Tapanuli Utara.
Ia ditemukan sudah tidak bernyawa tanpa busana di semak belukar.
Hasil autopsi pun mengungkapkan fakta yang mengejutkan.
Dikutip dari Tribunnews.com, Polres Tapanuli Utara (Taput) terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus kematian yang dialami oleh korban inisial KG (20), di Dusun Panggun Hutapea Banurea, Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara, Senin (5/8/2019) kemarin.
Sebelum tewas, diduga KG mengalami pelecehan seksual kemudian dibunuh.
Mayatnya dibuang di antara semak belukar pohon bambu dekat perladangan milik warga.
Korban KG merupakan pelajar SMK Swasta Karya Tarutung yang sedang melaksanakan PKL di kantor bupati.
Korban ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB oleh ayahnya, Sardi Gultom dan warga lain di sekitar lokasi.
Jenazah KG (20) telah menjalani autopsi di RSUD Djasamen Saragih dibawa dengan ambulans RSUD Tapanuli Utara pada Senin (5/8/2019) sekitar pukul 23.40 WIB malam.
Baca Juga: Dulu Nikah Mewah di Pulau Dewata, Kini Istri Ajun Perwira Harus Menanggung Rasa Sakit, Ada Apa?
Ayah korban, Sardi Gultom turut mengangkat jenazah putrinya KG masuk ke ruangan autopsi.
Sardi Gultom (47) mengungkapkan kesedihan tentang kematian putri kesayangannya itu.
Sardi mengatakan sebelum kematian, melihat putrinya berboncengan dengan pria inisial R, suami tetangga dengan menggunakan sepeda motor.
Pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB, KG pergi meninggalkan rumah. Sardi yang tidak merasa curiga menilai hal itu biasa.
Ia menilai pergi dengan tetangga yang diduga sebagai pelaku hanya untuk berjalan-jalan main ke kota.
Sardi mulai curiga ketika mulai memasuki malam hari. KG tak kunjung pulang. Ketika HP-nya dihubungi tidak ada respon.
Baca Juga: Geger Pria Ini Mati Tapi Hidup Kembali, Kedoknya Terbongkar Usai Warga Yang Curiga Lakukan Hal Ini
Sardi yang saat itu sedang sakit menyuruh istrinya Tiosma Simatupang untuk mencari.
Istrinya kemudian langsung mengabari kepada para tetangga.
Para tetangga mengetahui bahwa KG memang berjalan dengan pria berinisial R tetangga yang telah memiliki lima anak.
Pada keesokan harinya, para tetangga sepakat untuk mencari keberadaan KG .
Sardi bersama dengan tiga orang tetangga melakukan pencarian di sekitar kampung.
Ternyata, mayat korban tampak di perladangan yang berjarak 300 meter dari perkampungan.
Warga menemukan bra korban yang tersangkut di dahan pohon cokelat.
Terkini, Humas Polres Taput, Aipda Sutomo Simare-Mare saat dikonfirmasi menyatakan Polres Taput terus bekerja keras untuk mengungkap identitas pelaku yang menghilangkan nyawa KG.
"Iya benar, sudah ada dua orang yang diamankan," kata Sutomo via telepon seluler, Selasa (6/8/2019).
"Cuma, masih dalam proses penyelidikan semuanya," sambungnya.
Sutomo belum bisa menjelaskan secara gamblang siapa dua orang yang telah diamankan oleh pihak kepolisian terkait, kasus pembunuhan korban KG.
"Oh, kalau soal itu saya belum bisa memberitahukan. Karena semuanya masih dalam proses," kata dia.
Dikutip dari Tribun Medan, Dokter Forensik RSUD Djasamen Saragih Reinhard Hutahean mengungkapkan korban KG mengalami luka memar di sekujur tubuh.
Ia mengatakan luka memar dan lecet memenuhi seluruh bagian tubuh.
"Jadi ada luka memar pada daerah wajah, lecet wajah, leher, dada, perut, tangan, dan kaki,"ujarnya, Selasa (6/8/2019).
Reinhard mengatakan korban meninggal sekitar pukul 19.00 WIB pada Minggu (4/7/2019).
Saat disinggung apakah korban mendapatkan tindakan kekerasan dengan barang tajam atau tumpul, Reinhard belum ingin mengungkapkan dengan pasti.
Karena, ada batasan dari pihak kepolisian.
Kalau alat gak bisa kita sampaikan. Lama meninggal itu sekitar 24 jam sejak kita periksa. Sekitar tanggal 4 Minggu sore atau malam dia meninggal dunia,"ungkapnya.
Reinhard memastikan masih melakukan tes uji laboratorium untuk memastikan ada tidak kekerasan pada bagian kelamin.
"Untuk pemeriksaan bagian kelamin sedang kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Bentuk kekerasan masih kita coba pastikan lagi dengan pemeriksaan lab," katanya.
Namun, Reinhard mengaku kasus KG memiliki keunikan di mana korban mati dalam keadaan lemas.
"Yang jelas korban mati lemas. Pak kasat bilang jangan dulu diungkap, apakah cara dibekap, atau diantukan ke lantai sudah dapat kita. Tapi belum kita sampaikan," katanya. (*)