Semuanya tambah sakit, perihhhhhhh , sakittttt sampai ke ulu hati dan sampai ke ubun ubun, saya sudah banyak mengalami sakit, tapi sakit nya ini luarrr biasa, tidak tertahankan, mau menjerit tapi tidak bisa, aku hanya meraung raung sambil menahan perutku agar gak bergerak, sambil aku menyumpal mulutku dengan selimut agar aku bisa menggigitnya.
Akhirnya aku diberi obat penenang, entah apa.. tapi sedikitpun tidak ada pengaruhnya, lalu di tambahkan dosis obat penghilang rasa sakit tapi ttp nihil, demi dewa...SAKITTTTTTTTT dan PERIHHHHHH
luarr biasa, seperti di sayat sayat perutku ( ya iyalah, emang perut habis di belah belih hiks ), tambah menit tambah sakit, aku meraung raung lebih dari 1 jam, lalu setelah konsultasi lagi ke dokter, akhirnya aku di beri Morfin, gak tau dosisnya berapa, tapi.........sakit ku tetap tak berkurang, tetap sakittt , aku meraung raung antara sadar atau tidak, yg pasti ketika aku sadar, yang terasa hanya sakitttttttttt..........3 jam berlalu, sakit tetap meraja lela, dan selimut tetap sambil menggigit selimut.
Keluargaku cemas semua, suamiku , Bapak ku, sampai mertuaku pun kulihat menangis tak tega melihat penderitaan ku.
Akhirnya aku mendengar adikku bertanya dengan nada agak besar ke suster " suster, tolong lah di cek dulu ini, mana pernah ada begitu habis melahirkan!!, ini anak ke tiganya, dia tidak pernah begini !"
Suster-suster itu lalu panik, dan adikku terus mendesak supaya segera di panggil dokternya, agar bisa langsung di lihat keadaanku.
Tak lama kemudian, dokter kandungan ku datang , dan keluarga menanyakan " dokter, tolong lah, kenapa masih kesakitan terus dia?" ( gak ingat siapa yg nanya ), lalu dokternya bilang " Bu, kalau misalkan ada perang, dan tentara kena tembak atau kena bom, obat yang ibu pakai ini lah yang di pakai untuk mengoperasinya"
"Tapi dokter, kenapa tidak berkurang sakitnya?? " kenapa begitu selesai di tutup cesarnya, dia langsung sadar total, dan sudah tidak ada sisa obat biusnya?? :
ku ingat mertuaku berkata kepada dokter "tolonglah dokter, menantu ku ini, kasihan sekali, gak kuat kami melihatnya'" ( sambil ibu mertuaku ter isak menangis)
dokternya bilang " ya sudah , nanti kami kasi lagi obat untuk mengurangi sakitnya " sambil dokter nya pergi.
Tak lama kemudian, datang suster membawa entah apa, apakah sabu tempel atau apalah, sejenis narkoba tempel. Lalu di tempelkan di lengan atas ku...entah apa pengaruhnya aku tak tau.