Meski dirawat di ruang perawatan intensif, Lou yang bercita-cita menjadi profesor sejarah itu tidak pernah menyerah untuk studinya.
Dia mendengarkan lebih dari 60 buku selama dirawat di rumah sakit.
People's Daily melaporkan Lou menulis surat wasiat terakhirnya saat dia masih memiliki kesadaran penuh.
Dia menulis, "Setelah saya meninggal dunia, saya ingin menyumbangkan kepalaku untuk dipelajari secara medis dan berharap penyakit ALS bisa segera diatasi sehingga penderita penyakit ini bisa menyingkirkan rasa sakitnya."
"Tolong ikuti kata-kata saya: saya juga ingin menyumbangkan semua organ saya yang lain kepada pasien yang membutuhkan, selama itu dapat membantu menyelamatkan nyawa mereka."
Dengan pedih orang tuanya menandatangani surat wasiat itu.
Dia juga tidak ingin dimakamkan.
Lou menyumbangkan seluruh organ tubuhnya pada 9 Oktober.