Find Us On Social Media :

Menyayat Hati, Mahasiswi Cantik Ini Tulis Surat Wasiat Hingga Sumbangkan Seluruh Organ Tubuhnya Sebelum Meninggal Usai Mendengar Vonis Dokter, Begini Reaksi Keluarganya

By Popi, Jumat, 20 September 2019 | 10:45 WIB

Mahasiswo doktoral yang murah hati

GridPop.id - Manusia tak ada yang tahu kapan ajal menjemput.

Kematian bisa saja datang saat usia masih muda.

Inilah yang dialami oleh seorang gadis Tiongkok.

Dia adalah seorang mahasiswi doktoral yang menderita sebuah penyakit berbahaya yang dengan cepat melemahkan tubuhnya.

Gadis bernama Lou baru berusia 29 tahun.

Baca Juga: Usai Selingkuh dengan Suami Kakak Sendiri, Wanita Ini Bunuh Sang Kakak Hingga Lakukan Hal Mencengangkan Ini

Dia menghadapi kematian sejak didiagnosis menderita sklerosis lateral amyotrophic (ALS).

Dia mengetahui dia sakit pada bulan Oktober 2015 saat tidak bisa menggerakkan jarinya.

Dia menjalani beberapa tes dan akhirnya didiagnosis ALS pada bulan Januari tahun lalu.

Meski dirawat di ruang perawatan intensif, Lou yang bercita-cita menjadi profesor sejarah itu tidak pernah menyerah untuk studinya.

Dia mendengarkan lebih dari 60 buku selama dirawat di rumah sakit.

People's Daily melaporkan Lou menulis surat wasiat terakhirnya saat dia masih memiliki kesadaran penuh.

Dia menulis, "Setelah saya meninggal dunia, saya ingin menyumbangkan  kepalaku untuk dipelajari secara medis dan berharap penyakit ALS bisa segera diatasi sehingga penderita penyakit ini bisa menyingkirkan rasa sakitnya."

Baca Juga: Dinikahi Pengusaha Mebel Kaya Raya, Begini Kondisi Artis Cantik Ini Sekarang, Penampilannya Bikin Tercengang!

"Tolong ikuti kata-kata saya: saya juga ingin menyumbangkan semua organ saya yang lain kepada pasien yang membutuhkan, selama itu dapat membantu menyelamatkan nyawa mereka."

Dengan pedih orang tuanya menandatangani surat wasiat itu.

Dia juga tidak ingin dimakamkan.

Lou menyumbangkan seluruh organ tubuhnya pada 9 Oktober.

Wanita muda tersebut juga menyatakan bahwa dia tidak menginginkan pemakaman, tapi lebih memilih abunya disebarkan di Sungai Yangtze.

Dia berkata, "Tolong biarkan saya pergi dengan tenang, tanpa jejak, seolah-olah saya belum pernah berada di dunia ini." 

Salah satu kalimat paling pedih ditulis dalam surat wasiatnya.

"Makna hidup tidak ditentukan oleh berapa lama atau hidup pendek. Sebaliknya, itu diukur dari kualitas kehidupan seseorang."

Baca Juga: Kaya Raya hingga Jadi Artis Termahal, Aktor Ini Ogah Nikah Walau Usianya Sudah Kepala Lima, Penyebabnya Bikin Tercengang

Kalimat itu sungguh berbicara karena Lou meninggal saat masa depan yang cerah ada di depan mata.

Cerita Lou menyentuh hati banyak orang sehingga pendukungnya berhasil mengumpulkan Rp 2 miliar untuk membantu biaya perawatan Lou.

Meski telah tiada, senyum dan wajah Lou yang cerah akan diingat oleh banyak orang. (*)