Direktur Marketing Exdoll, Wu Xingliang berkata, mereka berambisi untuk membuat robot tersebut menyerupai manusia asli. Harapannya, keberadaan robot-robot itu bisa membantu mereka yang mengalami kesendirian.
Selain itu, China masih memegang teguh nilai-nilai tradisional seperti pentingnya anak laki-laki dalam keluarga.
Baca Juga: Jadi Buah Bibir di Media Jepang, Reino Barack Terkenal Sebagai Pria Super Kaya dan High Class
Kebijakan itu berimbas kepada aborsi ilegal yang dilakukan pasangan di Negeri Panda tersebut.
AFP menunjukkan, 114 anak laki-laki lahir dari 100 orang perempuan.
Sebuah jumlah yang melebihi rerata global. "Boleh dikatakan, China kekurangan perempuan.
Karena itu, permintaan akan boneka ini meningkat," kata Wu. Namun, Wu menegaskan boneka itu tidak semata-mata hanya menjadi pemuas nafsu pria semata.
Mereka juga mengembangkan agar boneka tersebut menjadi alat bantu warga yang sudah berusia lanjut. Jadi, boneka tersebut bisa melakukan tugas seperti asisten kesehatan, hingga bersih-bersih rumah. (*)