GridPop.id - Seorang pria melindungi dirinya dari ancaman dengan caranya sendiri.
Penguntit biasanya akan menyasar orang-orang berprofil tinggi.
Tapi yang satu ini, penguntit perempuan membuat Imre Marton seorang supir bus di Oxfordshire, Inggris, merasa tidak tenang hidupnya.
Saat pertama kali bertemu dengan penguntitnya, Charlie Howells, melakukan perjalanan di rute bus Imre selama berjam-jam pada suatu waktu.
Setelah berbulan-bulan, perilaku penguntitnya ini berubah.
Pada suatu kesempatan, dia mendekati Imre saat makan siang.
Dengan gugup sampai terlihat gemetaran, Charlie menjelaskan betapa dia menyukai supir bis ini, kenang Imre.
Dia juga mulai mengajak Imre untuk pergi bersama. Namun dengan sopan, Imre menolaknya karena telah memiliki pacar.
Sontak, Charlie menangis, "Dia mulai menangis, seperti ketika Anda melihat seorang anak di toko mainan.
Saya belum pernah melihat orang dewasa menangis seperti itu, ” kenang Imre.
Insiden tersebut rupanya hanya permulaan. Setelah ditolak perilaku Charlie semakin mengkhawatirkan.
Dia hafal jadwal kerja Imre dan mengikutinya terus menerus.
"Ke mana pun saya pergi, dia ada di sana," kata Imre. “Dia selalu beberapa langkah di belakang. Itu benar-benar menyeramkan. ”
Imre mengambil langkah untuk menghindari Charlie, tetapi tidak ada gunanya.
Dia berbicara dengan atasannya untuk mengubah rute bis yang dilalui, namun Charlie tetap saja bisa melacaknya.
Charlie juga menemukan akun media sosial Imre, dan bahkan berhasil menemukan alamat rumahnya.
Semua ini memberi tekanan besar pada Imre.
Hubungannya dengan pacarnya rusak dan dia hidup dalam ketakutan ketika perilaku Charlie menjadi semakin menyeramkan.
Pada suatu waktu, Charlie muncul di depan pintu rumah Imre dan mengancam akan menggorok lehernya.
Hal tersebut mendorong Imre untuk membeli rompi tahan tusuk yang terus dikenakannya di hari-hari berikutnya.
Imre juga sudah melaporkan tindakan Charlie pada polisi, namun laporannya tidak ditanggapi serius.
Seorang polisi wanita bahkan mengatakan tidak ada kejahatan yang dilakukan Charlie, dan seharusnya Imre merasa tersanjung diperlakukan seperti itu oleh perempuan yang menyukainya.
Sampai pada teguran resmi dari polisi akhirnya melayang pada Charlie, hal tersebut malah memperburuk keadaan.
Charlie semakin intens menguntit Imre.
Selang beberapa waktu, kini, Imre mampu meyakinkan polisi untuk menangani situasi yang dia alami dengan serius.
Charlie saat ini menjalani hukuman penjara 3 tahun karena berulang kali melanggar perintah penahanan.
Sementara Imre telah mengalami banyak kesialan dalam hidupnya pasca datangnya Charlie.
Tekanan batin, hidup yang tidak tenang, bahkan kehilangan £ 10.000 (Rp189 juta) per tahun karena perubahan pekerjaan, kehilangan shift, dan menghindari kerja lembur. (*)