"Orang kampung mengolok ayah dan ibu saya. Anak pandai, kok dinikahkan dengan sopir truk.
Ibu-ibu, tak ada yang hina menikah dengan sopir truk. Kita semua adalah hamba yang belum tentu mulia juga di hadapan Allah."
Zuraina mengakuia tak pernah merasa malu dengan status pekerjaan suaminya. Ia bahkan merasa bangga menyebutkan apa pekerjaan suaminya jika ada yang bertanya.
Diketahui Zuraiha merupakan lulusan S2 di Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim, Perak.
Zuraiha mengaku sudah mengenal suaminya sejak keduanya duduk di bangku SMA. Lulus SMA, ia berkesempatan untuk melanjutkan kuliahnya.
Sedang suaminya memiliki nasib yang kurang beruntung, hingga tak bisa melanjutkan pendidikannya.
"Saya meneruskan ke perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik,"
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi sopir truk, dari awalnya mengantar barang di kawasan setempat, kemudian keluar dari kampung, saat kami tunangan Januari lalu," ujar Zuraiha, yang kini bekerja menjadi guru.
Diakui Zuraiha, semua sindiran dan gosip miring sudah ia dengar saat ia dan suaminya masih berpacaran.
Bahkan, 24 jam sebelum ijab kabul, ada salah satu keluarganya yang masih menyindir pekerjaan suaminya dengan bertanya kenapa ia tak menikah dengan sesama guru saja.