GridPop.ID - Sebuah cerita tentang sebuah pernikahan sepasang kekasih tengah viral di media sosial.
Kisah viral ini bermula dari curhatan seorang wanita bernama Zuraiha Zaini (27) yang menyimpan kesedihan di balik pernikahannya.
Pernikahannya dengan pria pujaannya mendapat sindiran dari banyak orang.
Banyak yang menyindir pernikahan mereka lantaran ia dan suaminya dianggap memiliki kasta yang berbeda.
Melansir dari Tribun Jogja, diungkapkan pernikahan Zuraiha adalah seorang wanita dengan latar pendidikan S2 yang menikah dengan sopir truk.
Pernikahan keduanya mendapat pandangan sinis dari para tetangga bahkan anggota keluarganya Zuraiha sendiri.
Banyak tetangga yang mencibir keputusannya, mengapa seorang wanita berpendidikan S2 mau dinikahi pria yang berprofesi sebagai sopir truk.
Gosip miring tak berhenti sampai disitu, anggapan miring lain adalah keluarga Zuraiha mau menerima pinangan pria tersebut karena uangh hantaran yang diberikan oleh mempelai pria bernilai fantastis.
Dengan tegas Zuraiha membantah kabar ini.
Berikut curahan hati Zuraiha yang ditulisnya di kun Twitternya dikutip dari Tribun Jogja.
"Orang kampung mengolok ayah dan ibu saya. Anak pandai, kok dinikahkan dengan sopir truk.
Ibu-ibu, tak ada yang hina menikah dengan sopir truk. Kita semua adalah hamba yang belum tentu mulia juga di hadapan Allah."
Zuraina mengakuia tak pernah merasa malu dengan status pekerjaan suaminya. Ia bahkan merasa bangga menyebutkan apa pekerjaan suaminya jika ada yang bertanya.
Diketahui Zuraiha merupakan lulusan S2 di Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim, Perak.
Zuraiha mengaku sudah mengenal suaminya sejak keduanya duduk di bangku SMA. Lulus SMA, ia berkesempatan untuk melanjutkan kuliahnya.
Sedang suaminya memiliki nasib yang kurang beruntung, hingga tak bisa melanjutkan pendidikannya.
"Saya meneruskan ke perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik,"
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi sopir truk, dari awalnya mengantar barang di kawasan setempat, kemudian keluar dari kampung, saat kami tunangan Januari lalu," ujar Zuraiha, yang kini bekerja menjadi guru.
Diakui Zuraiha, semua sindiran dan gosip miring sudah ia dengar saat ia dan suaminya masih berpacaran.
Bahkan, 24 jam sebelum ijab kabul, ada salah satu keluarganya yang masih menyindir pekerjaan suaminya dengan bertanya kenapa ia tak menikah dengan sesama guru saja.
"Ada sepupu tanya kenapa saya tidak menikah saja dengan guru lain atau teman kuliah. Itu ditanyakan 24 jam sebelum saya menikah,"
"Saat resepsi, ada tetangga kampung tanya ke ayah dan ibu saya, kenapa saya ini punya gelar master tapi dinikahkan dengan sopir truk. Tak pantas kata mereka,"
"BIla ada yang bertanya soal suami saya, saya akan bangga bilang kalau suami saya sopir truk. Jodoh adalah ketentuan Tuhan," ujar Zuraiha.
Terkait isu uang hantaran, Zulaika membantah tegas kabar tersebut. Ia mengaku bahwa keluarganya tak meminta uang hantaran dalam jumlah besar, dan ia bersyukur untuk itu.
"Saya bersyukur dan terharu, karena keluarga saya minta uang hantaran sesuai kemampuan keluarga laki-laki,"
"Keluarga suami kemudian memberi kami Rp 27 juta, nilai yang melebihi ekspektasi saya," kata Zuraiha.
Zuraiha mengatakan, meski suaminya sopir truk, tapi gaji bulanannya lebih besar darinya.
"Jangan pandang rendah pekerjaan sopir truk. Kami sekeluarga menerima dia seadanya, karena sikapnya yang tanggungjawab, penyabar, dan suka membantu."
"Bagi saya menikah itu tak perlu lihat taraf pendidikan, yang wajib dalam pernikahan itu hanyalah mas kawin. Kami pun menikah secara sederhana."
"Yang penting adalah calon suami kita itu bisa jadi kepala keluarga yang bertanggungjawab," tulisnya. (*)