GridPop.id - Jokowi sudah mengumumkan nama menteri yang akan membantunya.
Kabinet Indonesia Maju masa kepemimpinan Jokowi dan Ma'ruf Amin periode 2019-2024 telah resmi diperkenalkan ke publik pada Rabu (23/10/2019).
Sebelumnya pada 21-22 Oktober 2019 lalu beberapa tokoh telah datang memenuhi panggilan Jokowi di Istana Negara.
Sejak saat itu masyarakat mulai memprediksi siapa tokoh yang akan menjadi menteri dalam kabinet.
Satu di antaranya adalah putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yaitu Agus Harimurti Yudhoyono atau biasa disapa AHY.
AHY digadang-gadang menjadi satu dari menteri muda yang akan menempati pos Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Namun pada perkenalan menteri pada publik dan pelantikan pada Rabu (23/10/2019) pagi ini, Menpora diisi oleh Zainuddin Amali.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, AHY bahkan tercantum dalam bocoran nama-nama calon menteri Jokowi dan Maruf Amin.
Daftar nama tersebut bahkan telah beredar luas di dunia maya sebelum Jokowi dan Maruf Amin dilantik menjadi presiden dan wakil presiden untuk periode 2019-2024.
Nama AHY sebelumnya juga disebut oleh Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan sebagai kader Demokrat yang akan ditawarkan kepada Jokowi untuk menjadi menteri.
"Jadi saya membayangkan tadi dia (Jokowi) sudah punya nama (menteri). Mungkin kalau dia butuh anak-anak muda yang kalau soal kecepatan ya saya tidak ragu untuk menyebut nama Mas AHY sebagai tokoh muda yang tampil itu," kata Hinca usai menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, peluang Partai Demokrat mendapatkan jatah kursi menteri dari pemerintah Joko Widodo-Ma'ruf Amin sangat tipis.
Adi menilai sudah ada upaya dari SBY untuk menjalin komunikasi dengan bertemu Jokowi pada Kamis 10 Oktober 2019 lalu.
Namun, menurut Adi, Demokrat tetap punya ganjalan.
Ganjalan tersebut adalah kemungkinan tidak adanya restu dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri yang selama ini disinyalir punya hubungan kurang harmonis dengan SBY.
"Hubungan SBY dan Megawati tidak pernah harmonis. Kedua tokoh ini sulit untuk disatukan sehingga ini mungkin menjadi ganjalan bagi Demokrat untuk mendapatkan jatah menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf," ujar Adi saat dihubungi Tribun Jabar, Selasa (22/10/2019).
Awal konflik keduanya mulai muncul ketika Megawati menjabat sebagai presiden, sementara itu SBY menjabat sebagai Menko Polhukam.
Singkat cerita, SBY mundur sebagai menteri dan kemudian mendeklarasikan Partai Demokrat.
Kemudain SBY maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla dan memenangi Pilpres 2004.
Saat Pilpres 2004 tersebut, pasangan SBY-JK mengalahkan Megawati sebagai petahana yang berpasangan dengan tokoh Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi.