Find Us On Social Media :

Ashanty Divonis Idap Autoimun, Pola Makan Seperti Ini Ternyata Pemicu Utama Autoimun, Waspadalah

By None, Jumat, 25 Oktober 2019 | 12:41 WIB

Review literatur baru-baru ini menyimpulkan tingkat kejadian penyakit-penyakit autoimun rematik, endokrinologi, gastrointestinal dan neurologi meningkat antara 4-7 persen setiap tahun, dengan peningkatan terbesar di penyakit celiac, diabetes tipe 1, myasthenia gravis (kelelahan otot cepat).

"Peningkatan terbesar terjadi negara-negara belahan utara maupun selatan," ujar Geoff Rutledge, dokter asal California dan kepala bagian medis Health Tap seperti dilansir dari kompas.com pada 2016 silam.

Tetapi, peningkatan penyakit itu memang benar-benar terjadi atau karena dokter lebih teredukasi akan gejala dan tandanya, sehingga mampu mendiagnosa lebih efektif?

Dr Rutledge mengatakan keduanya bisa terjadi.

"Benar bahwa kami memperluas definisi penyakit autoimun.”

“Semakin banyak masyarakat mengenal penyakit ini, lebih banyak lagi yang terdiagnosa.”

“Kami pun memiliki lebih banyak lab yang mendeteksi kondisi autoimun yang belum simptomatik," katanya.

Ia pun menunjuk kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan seseorang didiagnosa penyakit autoimun.

Seseorang memiliki kecenderungan penyakit autoimun seperti Crohn's, lupus atau rhematoid arthritis karena faktor genetika.

Jika orang itu terkena infeksi virus, tubuh mengeluarkan reaksi imun dan timbul penyakit autoimun.