Find Us On Social Media :

Basuki Tjahaja Purnama Gigit Jari Setelah Beberapa Hari Jadi Petinggi Pertamina, Warga Pantai Utara Karawang Desak Ahok Segera Bayar Ganti Rugi Karena Masalah Ini!

By None, Jumat, 29 November 2019 | 06:30 WIB

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

GridPop.ID - Ditetapkan menjadi Komisaris Utama PT Pertamina pada Senin (25/11/2019), Basuki Tjahaja Purnama tengah menjadi sorotan.

Pria yang akrab disapa BTP alias Ahok itu dinantikan gebrakan barunya saat menjadi petinggi Pertamina.

Dikutip Kompas.com, selain Ahok, Menteri BUMN Erick Thohir juga menunjuk mantan Dirut PT Telkomsel, Emma Sri Martini, sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina.

Baca Juga: Diminta Lakukan Hal Ini Tengah Malam di Vila, Billy Syahputra Sebut Jorge Lorenzo Naksir Nikita Mirzani: Mami Lagi Ngapain?

Namun, belum menikmati gaji Rp Rp 3,25 miliar sebagai Komisaris Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah diminta membantu pertamina bayar ganti rugi.

Permasalahan tersebut dipicu karena adanya pencemaran minyak mentah Pertamina di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang.

"Harapan saya bisa jadi prioritas lah. Saya harap Pak Ahok bisa membantu supaya Pertamina segera bayar ganti rugi dan pemulihan," kata Kepala Desa Cemarajaya Yonglim Supardi, Selasa (26/11/2019) dikutip dari Kompas.com via GridHot.ID.

Baca Juga: Namanya Tengah Naik Daun, Pedangdut Ini Dituding Main Serong dengan Suami Pejabat, sang Artis Bikin Kapok Penyebar Fitnah dengan Tempuh Jalur Hukum!

Yonglim menyebut ganti rugi masih dalam proses penghitungan berdasarkan ketentuan, misalnya bagi nelayan berdasarkan rata-rata tangkapan sehari.

"Finalnya masih dihitung," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi berharap Ahok mendorong Dirut Pertamina, Nicke Widyawati mempercepat pembayaran ganti rugi kepada warga.

Pihaknya berencana menggelar rapat koordinasi antara Pertamina, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menyelesaikan masalah pencemaran dan abrasi di sepanjang pesisir pantai utara Karawang.

Baca Juga: 1 Jam Kencan Dengan Perempuan Cantik di Hotel, Guru SD Mendadak Tewas Hingga Alami Hal Ini, Begini Kronologinya

"Pak Ahok kan komisaris utama baru. Mudah-mudahan Pak Ahok mendorong Dirut Pertamina segera bayar ganti rugi," kata Dedi.

Pasalnya, ia mengungkapkan bahwa warga yang terdampak meminta ganti rugi.

Namun hingga kini masih belum memperoleh kepastian soal pembayaran.

Berdasarkan data yang ada, warga pesisir Karawang yang terdampak baru mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp 900 ribu per bulan.

Baca Juga: Mondar-mandir di Mobil Berisi Mayat Gadis Belia, Pria Ini Buang Jenazahnya Usai Masuk Tol Trans Sumatera, Fakta di Baliknya Bikin Shock!

Uang ganti rugi tersebut digunakan untuk membayar kerusakan tambak dan hasil laut yang merosot selama pencemaran belum dibayarkan sampai saat ini.

Selain ganti rugi, Dedi juga mendorong Pertamina melakukan pemulihan lingkungan akibat pencemaran minyak mentah secara tuntas.

"Ini demi kelangsungan hidup ekosistem pesisir dan laut," ujarnya.

Baca Juga: Unggahan Foto Nia Ramadhani Bareng Jessica Iskandar dan Gisella Anastasia jadi Sorotan, Netizen Komentari Sosok Ini, Kenapa?

Sebelumnya Vice President Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya mengatakan, pihaknya masih mendata kerugian warga terdampak pencemaran minyak di pesisir Karawang.

Tujuannya adalah untuk mencegah penggelembungan data.

"Setelah data pasti, kita berikan ganti rugi sesuai aturan," kata Ifki.

Ganti rugi, kata Ifki akan diberikan kepada petambak yang terhenti usahanya akibat pencemaran.

Baca Juga: Beredar Rekaman Video Porno 3 Pria dan 1 Wanita yang Diduga Terjadi di Bali, Si Wanita Sebut Soal Angka Misterius Ini

Ganti rugi juga diberikan kepada nelayan yang hasil tangkapannya merosot dan jaringnya terpapar minyak mentah. (*)

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul "Baru 3 Hari Duduki Kursi Komisaris Utama PT Pertamina, Ahok Langsung Dapat Tuntutan Ganti Rugi dari Masyarakat Pesisir Karawang, Ternyata Kasus Ini Penyebabnya"