"Saya tidak menjumpai emosi yang disebut dengan jijik, atau emosi yang menunjukkan seseorang itu merasa superior, dan topik pembicaraannya itu lebih inverior," ungkap sang pakar ekspresi.
"Saya tidak menjumpai ekspresi itu pada Agnez Mo, karena ketika dia mengatakan seperti itu, itu adalah sebuah fakta karena dia berdarah banyak, dari beberapa nation," lanjutnya.
Bahkan dari gerak tubuh sang penyayi pun, Monica tak melihat sama sekali niatan Agnez untuk merendahkan Indonesia.
"Dan juga ketika mengatakan seperti itu, dia sedang mengartikulasi atau mengumpulkan kata-katanya, agar memang yang disampaikan adalah sesuatu fakta dan bukan persepsi,"
"Gayanya saya lihat seperti Lady Gaga, dia banyak menggerakkan tangan, dan itu natural," beber Monica.
"Ini body language yang disebut dengan gerakan manipulatif, gerakan ini bukan berarti dia memanipulasi apa yang dia katakan, tetapi dia melakukan suatu gaya yang persis seperti Lady Gaga," imbuhnya.
Maka dari itu, Monica merasa pernyataan dari Agnez Mo dalam sebuah talk show tak perlu lagi ditelusuri lebih lanjut.
"Dan jika kita membicarakan tentang body language, maka ini dikesampingkan sebagai sesuatu yang tidak perlu di investigated lebih lanjut bahwa ini sebuah kebohongan,"
"Saya tidak mendapatkan micro expression yang merendahkan," tandasnya.
(*)