Find Us On Social Media :

Dulu Mengilap di Era Menteri Rini, Kini Ari Ashkara Dipecat di Masa Erick Thohir, Begini Kiprahnya di BUMN yang Bikin Tercengang

By None, Jumat, 6 Desember 2019 | 12:00 WIB

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra

Pasalnya, saat Ari ditunjuk sebagai dirut, rugi bersih Garuda Indonesia tercatat sebesar sekitar 175 juta dollar AS, atau sekitar Rp 2,45 triliun.

Adapun pendapatan Garuda Indonesia tercatat hanya 38,9 juta dollar AS.

Namun, belum lama menjabat sebagai orang nomor satu di Garuda Indonesia, Ari langsung menghadapi rintangan.

Saat itu, pria lulusan S2 Administrasi Bisnis Jurusan International Finance di Universitas Indonesia tersebut harus menghadapi protes dari masyarakat terkait mahalnya harga tiket pesawat.

Pada akhir tahun 2018, masyarakat menuding Garuda Indonesia sebagai pemrakarsa kenaikan harga tiket pesawat.

Karena Garuda menaikan harga tiketnya, akhirnya maskapai lain pun ikut-ikutan mengambil kebijakan serupa.

Baca Juga: Dinobatkan sebagai Orang Terkaya ke-16 di Indonesia, Inilah Sosok Kakak Erick Thohir yang Punya Total Kekayaan Sekitar Rp 24 Triliun, Tak Kalah dari Sang Adik!

Akhirnya, pemerintah langsung turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sebab, kenaikan harga tiket pesawat berdampak pada sektor lainnya.

Meski menuai polemik yang berkepanjangan, kenaikan harga tiket itu tak mampu menggoyahkan posisi Ari dari jabatan Dirut Garuda Indonesia. Kala itu Rini tetap memercayai Ari.

Kepercayaan dari Rini itu sempat dibuktikan oleh Ari melalui laporan keuangan Garuda Indonesia di sepanjang tahun 2018.

Pada 24 April 2019, Ari mengumumkan perusahaan tersebut berhasil mencetak laba bersih sebesar 809.840 dollar AS.

Angka tersebut meningkat tajam dari tahun 2017, yang mana maskapai pelat merah itu merugi hingga 216,58 juta dollar AS.

Namun, laporan keuangan Garuda yang membaik itu ditolak oleh dua komisarisnya.

Penolakan itu berkaitan dengan perjanjian kerja sama Garuda dengan PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia yang diperkirakan menuai kerugian sebesar 244,95 juta dollar AS.

Manajemen Garuda Indonesia dituding telah “memoles” laporan keuangannya. Laporan keuangan itu pun sempat menuai polemik di tengah masyarakat.