Ternyata kegelisahan Jalaluddin itu bukan tak beralasan, namun merupakan pertanda tentang putranya.
Jalaluddin tertegun ketika mendapatkan informasi putranya tewas di kecelakaan maut bus Sriwijaya saat bekerja.
"Saya dapat telepon sekitar jam 03.00 pagi, rupanya ini jawaban dari rasa gelisah itu," jelas Jalaluddin.
Untuk penyebab kecelakaan bus Sriwijaya ini, Polisi menduga kecelakaan bus Sriwijaya yang masuk ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, akibat sopirnya mengantuk.
Dugaan itu dikuatkan dengan kesaksian penumpang selamat yang menyatakan bus sempat mengalami tiga kali terperosok ke saluran air dan menyenggol kendaraan lain sebelum masuk ke jurang.
"Sementara dugaannya sopir mengantuk. Karena sempat ada tiga kali insiden. Bus itu juga sempat bersenggolan dengan mobil lain," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi saat dihubungi, Selasa (24/12/2019).
Bus Sriwijaya bernomor polisi BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang berangkat dari poll Sriwijaya Express, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu sekitar 14.00 WIB.
Namun, sopir bus yang bernama Fery mengambil rute Bengkulu-Kepahiang-Kota Pagaralam.
Akibatnya jarak tempuh perjalanan pun menjadi jauh.
Saat melintas di lokasi kejadian, sekitar 23.00 WIB, bus langsung terjun bebas setelah menabrak pembatas jalan.
"Bus itu sempat menabrak pembatas jalan di tikungan Lematang Indah, Dempo Tengah. Sehingga langsung terjun ke jurang," kata Supriadi. (*)