GridPop.ID - Insiden kecelakaan bus Sriwijaya yang terjun bebas ke jurang menyisakan duka mendalam bagi keluarga para korban.
Akibat kecelakaan maut ini, sebanyak 26 orang tewas dan 14 lainnya luka-luka.
Melansir dari Sripoku.com, bus Sriwijaya mengalami kecelakaan tunggal pada Selasa (24/12/2019) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Bus tersebut berangkat dari Bengkulu menuju Palembang.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, pegawai Humas Kantor SAR Palembang Dayu Willy menceritakan kronologi kecelakaan tragis tersebut.
Kendaraan tersebut berangkat dari Bengkulu hendak menuju ke Palembang.
Namun, saat melintas di tikungan tajam, mobil bus jenis Mitsubishi Fuso dengan plat nomor BD 7031 AU tersebut langsung terperosok ke jurang hingga menyebabkan 24 orang penumpang tewas.
"Sopir bus tersebut atas nama Fery dan ditemukan meninggal. Proses evakuasi saat ini masih berlangsung," kata Dayu, melalui pesan singkat.
Menurut penuturan keluarga sang sopir bus, rupanya terkuak fakta mengenai sang sopir tersebut.
Melansir dari Tribun Jakarta, pihak keluarga mengungkapkan, bahwa sebelum Ferry berangkat kerja mereka merasa ada yang aneh kelakuan Ferry.
Ayah kandung Ferri, Jalaluddin (55) menceritakan gelagat aneh Ferri yang menjadi firasat buruk bagi keluarga mereka sejak Ferri berangkat pada Minggu (22/12).
"Waktu pamit kerja hari minggu lalu sampai empat kali dia izin sama ibunya. Itu agak aneh karena biasanya cukup satu kali saja," tutur Jalaluddin.
Di sisi lain Jalaluddin memastikan kondisi fisik sang anak saat berangkat itu sehat.
Ia pun mengungkapkan selama hidupnya, putranya itu tidak memiliki riwayat penyakit parah.
"Memang dia kerjanya sopir. Sering juga ke luar kota. Pernah beberapa kali pindah perusahaan juga. Ini saja sebenernya sudah mau pindah. Waktu itu melamar pekerjaan dan rencananya awal tahun baru akan kerja di tempat yang baru," ungkap Jalaluddin.
Tak cuma keanehan karena pamit sampai empat kali, rupanya Ferri sempat memberikan pesan yang membuat batin ibunda bergetar.
"Dia bilang, Mak Pamit ya. Mungkin aku tak pulang. Tapi saat itu ibunya berpikir kata-kata itu berarti pulangnya agak lama."
"Tapi tetap saja perasaan cemas itu ada," jelas Jalaluddin.
Selain itu, Jalaluddin juga menuturkan kegelisahan yang dirasakannya sebagai seorang ayah sebelum anaknya berangkat kerja.
"Sejak Senin malam saya tak bisa tidur, pikiran dan hati saya tak tenang," imbuh Jalaluddin.
Ternyata kegelisahan Jalaluddin itu bukan tak beralasan, namun merupakan pertanda tentang putranya.
Jalaluddin tertegun ketika mendapatkan informasi putranya tewas di kecelakaan maut bus Sriwijaya saat bekerja.
"Saya dapat telepon sekitar jam 03.00 pagi, rupanya ini jawaban dari rasa gelisah itu," jelas Jalaluddin.
Untuk penyebab kecelakaan bus Sriwijaya ini, Polisi menduga kecelakaan bus Sriwijaya yang masuk ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, akibat sopirnya mengantuk.
Dugaan itu dikuatkan dengan kesaksian penumpang selamat yang menyatakan bus sempat mengalami tiga kali terperosok ke saluran air dan menyenggol kendaraan lain sebelum masuk ke jurang.
"Sementara dugaannya sopir mengantuk. Karena sempat ada tiga kali insiden. Bus itu juga sempat bersenggolan dengan mobil lain," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi saat dihubungi, Selasa (24/12/2019).
Bus Sriwijaya bernomor polisi BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang berangkat dari poll Sriwijaya Express, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu sekitar 14.00 WIB.
Namun, sopir bus yang bernama Fery mengambil rute Bengkulu-Kepahiang-Kota Pagaralam.
Akibatnya jarak tempuh perjalanan pun menjadi jauh.
Saat melintas di lokasi kejadian, sekitar 23.00 WIB, bus langsung terjun bebas setelah menabrak pembatas jalan.
"Bus itu sempat menabrak pembatas jalan di tikungan Lematang Indah, Dempo Tengah. Sehingga langsung terjun ke jurang," kata Supriadi. (*)