GridPop.ID - Isu perang dunia ke-3 yang terjadi antara Iran dan AS tampaknya bukan sekedar isapan jempol.
Pada Rabu (8/1/2020) dini hari waktu setempat, Iran menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak.
Serangan ini seolah merupakan 'jawaban' nyata dari pihak Iran yang besumpah akan membalas dendam kematian Qasem Soleimani.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com (4/1/2020), Melalui Twitter, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan waktu tiga hari berkabung atas kematian Qasem Soleimani.
"Balas dendam yang sangat menyakitkan menunggu para kriminal yang telah menumpahkan darah pada martir itu di tangan mereka," ancamnya.
Khamenei mengklaim bahwa segala pihak yang berseberangan dengan AS akan siap untuk membalaskan kematian Soleimani.
Presiden Hassan Rouhani pun mengungkapkan hal yang serupa. Ia menyatakan bahwa kematian Soleimani yang ia sebut 'syahid' telah menghancurkan negara di Timur Tengah.
Melansir dari Tribunnews.com, serangan ini dilakukan Korps Garda Republik Iran.
Tak hanya sekali, Iran melancarkan serangan rudalnya sebanyak dua kali untuk memborbardir pangkalan AS di Irak.
Kantor berita Iran, FARS News, memperkirakan Iran menggunakan rudal seri Fateh, yang memiliki jangkauan 300 kilometer.
Iran mengembangkan dan telah memiliki rudal balistik seri Shahab yang memiliki jangkauan tembak maksimal 1.300 kilometer.
Dilihat dari sasaran serangan dan peluncuran yang ada di daerah perbatasan Iran, kemungkinan dari wilayah Kermanshah, yang dipakai Iran kali ini rudal seri Fateh.
Iran menyerang pangkalan AS di Erbil, Irak Utara dan Al Asad, Irak Barat.
Masih melansir dari Tribunnews.com yang mengutip dari Daily Mirror, Presiden AS sendiri Donald Trump telah diberi pengarahan mengenai serangan Iran ini.
Trump juga tengah berkonsultasi dengan pihak keamanan nasional mengenai serangan Iran.
"Kami mengetahui laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak," terang Juru Bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, dalam sebuah pernyataan.
"Presiden (Donald Trump, red) telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi secara cermat, dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya," lanjutnya.
Pangkalan AS yang menjadi target serangan Iran merupakan pangkalan militer terbesar. Bahkan Trump sendiri pernah mengunjungi pangkalan militer AS tersebut pada 2018 silam.
Serangan rudal terjadi saat 450 tentara Inggris, di antara 5.000 tentara AS, diyakini tengah merencanakan evakuasi darurat untuk Irak.
Evakuasi darurat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya perang dengan Iran.
Menurut seroang warga Kurdi mengatakan, perang telah dimulai setelah ia mendengar ada ledakan besar di Erbil.
"Kami telah menunggu, ada ledakan besar di Erbil sekarang (Rabu, red) dan semua orang percaya perang telah dimulai."
"Inilah yang kami semua khawatirkan. Kami tidak tahu apa itu, tetapi (terdengar, red) sangat keras," paparnya kepada Daily Mirror.
Hingga saat ini, belum diketahui kerusakan atau korban jiwa terkait serangan Iran.
Tapi, ada laporan menyebutkan sebuah pesawat di landasan pacu pangkalan As di Al Asad telah hancur.
Juga sumber keamanan Irak mengatakan pada CNN ada korban jiwa yang diduga warga Irak.
"Tentara unit kerdirgantaraan IRGC telah meluncurkan serangan puluhan rudal terhadap pangkalan militer Al Asad atas nama martir Jenderal Qasem Soleimani."
"Balas dendam sengit oleh Pengawal Revolusi telah dimulai," ujar Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). (*)