Komaroh lalu menjelaskan, pada tanggal 23 Januari 2020 dirinya membeli 120 butir telur mentah seharga per butirnya Rp 2.000.
Setelah itu, 40 butir dia olah untuk menjadi telur asin, karena dirinya mendapat pesanan untuk hajatan.
"Kemudian diolah tanggal 2 Februari, saya kukus selama lima jam karena ada pesanan untuk orang hajatan 40 butir," katanya.
Kata warga tentang telur asin buatan Komaroh
Sementara itu, menurut Kepala Desa Karangklesem, Subagyo, telur buatan Komaroh memang berbeda dari telur-telur asin pada umumnya.
"Setelah dimasak, ada yang berwarna cokelat muda, ada yang cokelat tua. Setelah dibuka seperti jel, kenyal. Apakah itu telur bikinan atau asli, tapi kalau dilempar kaya bola cenil, mantul-mantul," katanya.
60 Hingga 70 Orang Meninggal Setiap Hari Akibat Terinfeksi Virus Corona