Ia harus didorong lantaran tak kuat berjalan.
"Pas kita tu di Paris, aku tu masih belum terlalu aware, 'Marry kenapa ya kakinya ya?' ya kirain juga cuma asam urat biasa, Merry juga dibilang mau ke dkter apa nggak, 'nggak, ntar minum obat,' tapi ternyata hampir seminggu nggak sembuh-sembuh sampai kita mau jalan ke Barcelona, dia nggak bisa jalan," kata Raffi.
Akhirnya, Raffi pun memutuskan untuk menyewa kursi roda di Bandara.
"Terus sampai di Barcelona juga pakai kursi roda, terus naik ke sini (hotel) juga digotong," kata Nagita melengkapi cerita Raffi tentang Merry.
"di Barcelona juga dia sekarang nggak bisa apa-apa, bayangin aja di Barcelona nyampe kita gotong langsung ke rumah sakit kita nyampe jam setengah 12 malem," tutur Raffi.
Tak tega melihat asistennya merintih kesakitan, Raffi pun memanggil dokter di jam 2 malam waktu Barcelona.
"Dia masih kesakitan jadi dia tidurnya itu gelisah banget, kena selimut aja dia kesakitan akhirnya kita telfonin dokter, dokternya dateng jam 2 malem," jelas Raffi.
Khawatir dengan kondisi Merry, Raffi dan Nagita pun mengunjungi Merry di kamarnya.
"Udah sembuh belum?" tanya Raffi pada Merry.
"Udah, mendingan," jawab Merry.
Meski mengaku sudah lebi baik, namun Merry masih belum bisa menggunakan sepatu. Menurutnya, kakinya juga masih sakit ketika tersenggol selimut dan benda-benda lainnya.
Untungnya, bengkak di kaki Merry sudah mengempis.
Nagita bahkan menuturkan bahwa bukan hanya kali ini saja Merry tak beruntung ketika menginjakakkan kaki di Barcelona.