Di mana saat itu kondisinya benar-benar menyerupai wujud Yura saat masih kecil dan hobi bernyanyi.
"Umur lima tahun, gue lagi nyanyi main piano. Dulu gue nggak pernah les tapi suka lihat kakak main piano. (Saat itu) gue nggak berteknik, suara gue keluarin semua. Nah pas gue di nada paling tinggi si kakak gue keluar dari kamar ngedobrak pintu gue 'Jangan nyanyi lagi. Berisik!' Suara gue kekencengan," katanya.
"Gue nggak sadar hal-hal seperti itu jadi trauma gue di masa kecil. Nah kalau itu nggak disembuhin jadi apapun yang terjadi di gue makin numpuk di bawah alam sadar dan jadi masalah terus," ujarnya.
Lebih lanjut, Yura juga memaparkan bagaimana dirinya menemukan kesadaran terhadap masalah kecil di dalam dirinya.
Hal itu dialami Yura di saat-saat tidak terduga saat mengikuti les bernyanyi bersama seorang guru vokal.
Kala itu, Yura seolah terbuka matanya mengingat trauma yang sudah disimpan selama bertahun-tahun lalu.
"Dia bukan cuma guru vokal tapi psikolog juga. Pas nyanyi dia bilang, 'kenapa kamu kalau nyanyi kayak takut ngeganggu orang'. Wah itu langsung ini yang selama ini gue rasain dan nggak pernah gue ceritain ke orang-orang," katanya.
Meski kini berani menyanyi di depan banyak orang, siapa sangka Yura pernah merasa takut bernyanyi bahkan di dalam rumahnya sendiri.