Find Us On Social Media :

Disebut Lebih Merusak Dibanding Bencana Alam, Inilah Dampak dan Kerugian Akibat Penyebaran Virus Corona Wuhan yang Bikin Tercengang!

By Septiana Risti Hapsari, Senin, 10 Februari 2020 | 19:00 WIB

Coronavirus outbreak and coronaviruses influenza background as dangerous flu strain cases as a pandemic medical health risk concept with disease cells as a 3D render

GridPop.ID- Awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan wabah virus baru, yaitu virus Corona.

Virus yang muncul bermula di Wuhan, China ini merupakan virus yang sangat mematikan.

Penyebarannya bahkan dibilang sangat pesat karena baru beberapa minggu muncul, virus ini sudah merambah ke seluruh dunia.

Melansir CNN, China telah menjadi pihak yang sangat dibutuhkan dalam bisnis global sejak wabah SARS tahun 2003.

Baca Juga: Tak Ada yang Menyangka, Orang Asal Jember Ini Jadi Arsitek yang Bangun Rumah Sakit Khusus Corona Dalam Waktu 8 Hari di Wuhan!

Negara ini telah menjadi 'pabrik dunia', memproduksi produk-produk seperti iPhone dan mengonsumsi komoditas-komoditas seperti minyak dan tambang.

China juga menyumbang ratusan juta konsumen yang menghabiskan pengeluaran yang besar untuk produk-produk mewah, wisata, hingga mobil.

Ekonomi China menyumbang sekitar 4 persen dari PDB dunia pada tahun 2003. Saat ini, China memiliki 16 persen dari output global.

SARS telah menginfeksi setidaknya 8.098 orang dan membunuh 774 orang sebelum virus tersebut dapat diatasi.

Baca Juga: Tragis! Pasangan Ini Nyaris Gagal Menikah Karena Wabah Virus Corona, Penyebabnya Bikin Terenyuh

Virus corona baru ini berasal dari pusat Kota Wuhan, yang telah menewaskan 811 orang di China dan 2 orang di luar negara China.

Berdasarkan data yang dikumpulkan John Hopkins Univesity, virus tersebut juga telah menginfeksi setidaknya 37.580 orang dengan 2.792 orang dinyatakan sembuh.

Pejabat berwenang China telah mengisolasi Wuhan dan beberapa kota lainnya, tetapi virus terus menyebar. 

Para ekonom masih berusaha untuk menghitung biaya potensial epidemi karena ciri-ciri uniknya.

Mengutip CNN, penyakit ini dapat jauh lebih merusak daripada bencana alam seperti angin topan, tsunami, atau hal-hal yang tidak terduga lainnya.

Baca Juga: Pria Ini Ngotot Ceraikan Sang Istri untuk Nikahi Anak Kandungnya hingga Punya Buah Hati, Nasib Hubungan Sedarahnya Justru Berujung Mengenaskan!

Berdasarkan penelitian dari Bank Dunia, pandemi yang parah dapat menyebabkan kerugian ekonomi setara dengan hampir 5 persen dari PDB global atau lebih dari tiga triliun dollar AS.

Sementara, kerugian dari pandemi flu lainnya, seperti flu babi pada tahun 2009, menghasilkan kerugian sebesar 0,5 persen dari PDB global.

Sebuah pernyataan dalam laporan pandemi dari Bank Dunia tahun 2013 menyebutkan bahwa pandemi yang parah dapat menyerupai dampak dari perang global yang tiba-tiba, mendalam, dan meluas.

Virus yang ada bukanlah faktor pendorong di balik kerugian yang dialami. Akan tetapi, bagaimana konsumen, bisnis, dan pemerintah merespon wabah tersebutlah yang memiliki peran paling besar.

Orang-orang cenderung akan tinggal di rumah selama wabah untuk menghindari sakit, mencegah mereka untuk bepergian, belanja, ataupun bekerja. Akibatnya, permintaan barang konsumsi dan energi pun terbatasi.

Baca Juga: Gegerkan Warga Tasikmalaya, Jasad Petani Ditemukan dengan Luka Lebam hingga Bola Mata yang Hilang, Begini Kronologinya yang Bikin Shock

Perusahaan-perusahaan dan pemerintah pun menutup toko dan pabrik, membatasi produksi.

Menurut ketua kelompok ekonom di Capital Economics, Neil Shearing, pandemi sebelumnya menunjukkan bahwa ekonomi China memiliki kemungkinan terdampak secara signifikan pada kuartal pertama.

Namun, kondisi tersebut akan kembali stabil dengan segera setelah virus dapat diatasi.

"Selama penutupan pabrik tidak berimbas pada penghilangan pekerjaan, tahun berikutnya, tingkat PDB kemungkinan besar tidak akan berbeda jauh dengan tanpa adanya virus," katanya.

Baca Juga: Sungguh Bejat! Pria Ini Tega Bunuh dan Foto Perawat yang Sudah Dikencaninya Bertahun-Tahun hingga Nekat Menyetubuhi Mayatnya Kecepatan penularan

Dari segi kecepatan penularan, penyebaran virus corona Wuhan lebih cepat dibandingkan dengan SARS ataupun MERS.

Mengutip Business Insider, menurut WHO, SARS tidak menyebar secepat virus corona dalam tiga minggu pertama.

Baca Juga: Menyayat Hati, Kakak-Beradik Di NTT Tinggal Di Gubuk Reyot Tanpa Orang Tua dan Penerangan Listrik, Sehari-harinya Rela Banting Tulang Demi Sesuap Nasi

SARS membutuhkan waktu sekitar empat bulan untuk menular dan menyebar pada 1.000 orang. Sedangkan virus corona di Wuhan telah menginfeksi lebih dari 2.300 orang hanya dalam waktu 27 hari.

Menurut Kepala Petugas Medis di Healix International, Adrian Hyzler, satu orang yang terinfeksi virus corona dapat tiba-tiba menginfeksi 10,20, hingga 30 orang lainnya.

"Jadi, inilah mengapa ia (virus corona Wuhan) menjadi lebih mudah menular dan menjadi masalah yang lebih besar," tuturnya sebagaimana dikutip Business Insider.

Baca Juga: Tak Ada yang Menyangka, Orang Asal Jember Ini Jadi Arsitek yang Bangun Rumah Sakit Khusus Corona Dalam Waktu 8 Hari di Wuhan!

Hal serupa juga disampaikan oleh mantan Komisioner FDA, Scott Gottlieb. Menurut dia, sejauh ini, penyebaran yang cepat dari wabah virus corona di China lebih mudah menular, tetapi tidak lebih mematikan daripada epidemi SARS tahun 2003.

Melansir CNBC, infeksi yang menyebar dengan cepat pun mendorong otoritas lokal untuk mengarantina beberapa kota besar dan membatalkan acara perayaan tahun baru Imlek.

Selain itu, beberapa perusahaan, termasuk Walt Disney Shanghai, juga menunda operasional hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut untuk mencegah penyebaran wabah.(*)

Baca Juga: Anti Mainstream, Sepasang Pengantin Ini Kejutkan Tamu Undangan dengan Dance Ala Boyband Korea BTS Saat Resepsi, Gokil!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terus Mewabah, Menimbang Risiko dan Kerugian akibat Virus Corona Wuhan"