Ia menuturkan jika seangkatan dengan Bagito Grup hingga berkarier 35 tahun sebagai pelawak.
Otong Lalo juga menceritakan suka duka bekerja di industri entertainmen di mana menjadi pelawak adalah dikenal publik luas. Sementara dukanya saat berada di titik nol, kesabarannya benar-benar diuji.
"Meskipun dalam keadaan duka, serba kurang. Job sepi, temen enggak ada yang noleh itu harus bisa kita taklukkin. Itu sekitar tahun 1993-1995. Tiga tahun lebih babe pernah kandas," ucap Otong.
Otong Lalo kemudian bercerita ia kemudian memutuskan membuka warung nasi uduk hingga usaha itu tetap dijalankan meski kini sibuk dalam sinetron TOP.
Ia tak menampik, sinetron Tukang Ojek Pengkolan adalah puncak kariernya.
"Artinya ngerasain kenyamanan berkarier, keleluasaan berpikir, berkarya, berkreatif kemudian mendapat pundi-pundi penghasilan ya di sinetron Tukang Ojek Pengkolan," ujar Otong.
Berbicara mengenai honornya, awalnya ia agak sungkan menyebut nominal. Tapi menurutnya honor yang ia terima di sinetron TOP cukup memadai dan ia sangat bersyukur.
"Ya pokoknya kisaran Rp 50-70 jutaan sebulan," ungkap Otong.
Ia mengatakan honor awalnya tidak sebesar itu, namun terjadi peningkatan setiap tahun, apalagi setelah episode TOP mencapai 500 episode.
Otong Lalo mengatakan ia hanya beli mobil butut dan tanah sepetak sedangkan yang utama adalah untuk menyekolahkan anak-anaknya dan investasi masa depan.
Menjelang akhir video, Otong Lalo mengaku bersyukur di usia tak muda lagi, ia masih eksis sebagai seniman televisi.
"Masih dikasih kesempatan buat menata karier ya bersyukurlah," tutup Otong Lalo.
(*)