"Riasan wajah atau make up sempat dikaitkan dengan feminitas misterius dan menakutkan ini," kata Felder.
Dalam bukunya, Felder menjelaskan, ketika gerakan hak memilih di Amerika mengadopsi simbol bibir merah ini, para rekan seperjuangan secara internasional pun turut melakukannya.
Terus berkembang
Ketika gerakan perjuangan hak-hak perempuan menyebar ke seluruh Eropa, Selandia Baru, dan Australia, strategi militan pun menjadi lebih agresif. Solidaritas ini meluas hingga penyimbolan melalui riasan wajah.
Terinspirasi oleh simbol gerakan di Amerika, pemimpin gerakan di Inggris Emmeline Pankhurst menggunakan cara yang sama untuk membantu menyebarkan gerakan simbolik ke sesama aktivis.
Meskipun gerakan tersebut mempopulerkan tampilan bibir merah pada zamannya, Felder mencatat telah adanya momentum penggunaan lipstik di kalangan wanita secara umum.
Simbol penggunaan lipstik merah saat protes ini juga mewujudkan gagasan wanita modern di Eropa dan Amerika.
Selama Perang Dunia II, bibir merah menjadi simbol pembangkangan kedua.
"Adolf Hitler terkenal membenci lipstik merah," ujar Felder.
Di negara-negara sekutu, menggunakan warna lipstik merah menjadi tanda patriotisme dan pernyataan simbolik menentang fasisme.