Melansir dari Tribun Jogja, aksi lockdown mandiri di kampung-kampung di Yogyakarta ini memang benar adanya.Salah satu kampung yang menutup akses ke wilayahnya adalah Dukuh Panggeran, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman.Langkah tersebut rupanya merupakan inisiatif dari seorang warga yang bernama Susilo Krishayanto.Ia mengatakan, walaupun menggunakan istilah lockdown, tetapi akses kampung tak benar-benar ditutup.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Indonesia! Sempat Berada Dalam Zona Merah, Kota Malang Umumkan Kabar Bahwa Semua Pasien yang Positif Terjangkit Corona Telah Dinyatakan SembuhMelainkan hanya dibatasi dan warga kampung masih bisa beraktivitas seperti biasa.“Kami juga kemarin pakai istilah lockdown, tapi sudah diganti.Tapi, bukan berarti benar-benar tertutup dan tidak boleh beraktifitas lagi.Karena itu istilah yang populer saja, makanya di sertakan.Warga di sini cukup mengerti konsekuensinya kalau lock down, semuanya masih butuh bekerja untuk cari rezeki,” jelas Ketua RW 26, Dukuh Panggeran ini.Dari empat akses masuk utama menuju perkampungan, hanya ada satu yang dibuka.Untuk memasuki wilayah itu pun setiap orang akan disemprot desinfektan dan diwajibkan untuk mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.Dengan cara itu, Susilo mengklaim pihaknya menjadi lebih mudah untuk memantau orang-orang yang berada di wilayahnya.