GridPop.ID - Saat ini Indonesia sedang menghadapi musibah besar.
Selain harus berperang melawan musibah wabah virus corona, Indonesia juga tengah dihadapkan dengan Gunung Merapi yang akhir-akhir ini tengah erupsi.
Sudah beberapa hari terakhir Gunung Merapi nampak mengeluarkan abu vulkanik.
Beberapa waktu lalu, heboh potret abu vulkanik yang disebut mirip Semar.
Dari video yang sekilas diunggah dalam kanal YouTube Mbah Mijan (29/3/2020), seorang warga memperlihatkan bagaimana abu tersebut perlahan membentuk sesuatu.
Potret tersebut terlihat cukup jelas lantaran abu vulkanik itu berada di sekitar awan yang berwarna putih.
Fenomena itu sontak membuat warganet penasaran dan banyak yang bertanya pada Mbah Mijan melalui Twitter.
Salah seorang warganet dengan akun Twitter @arjuno_ireng01 menuliskan bahwa abu vulkanik yang membentuk seperti Semar tersebut disebut membawa kabar baik soal pandemi Covid-19.
"Dengan kemunculan awan panas gunung merapi (berapi) menyerupai wajah Eyang Semar, menandakan bencana (pagebluk) yang melanda Nusantara akan segera berakhir. Semoga Covid-19 akan segera berlalu dari bumi Nusantara..Amin.. Percaya boleh nggak percaya juga ndak apa #StayAtHome," tulisnya.
Kemudian ada warganet lain bertanya pada Mbah Mijan, apakah benar pernyataan dari akun @arjuno_ireng01 tersebut.
Mulanya, dalam tayangan di kanal YouTube Mbah Mijan, si paranormal membenarkan jika abu vulkanik itu mirip dengan bapak dari Punokawan, Semar.
Lalu, ia menjawab bahwa dirinya tak tahu menahu apakah kemunculan abu vulkanik itu ada hubungannya dengan pandemi Covid-19 ini atau tidak.
"Ya embuh guys (ya nggak tahu)," jawab Mbah Mijan.
Selanjutnya, menurut Mbah Mijan Indonesia lekat dengan mitos yang dikaitkan dengan petanda baik.
"Indonesia itu memiliki tradisi mitologi esensial, mitos yang sarat dengan pesan-pesan kebaikan," jelas Mbah Mijan.
"Selama isinya (mitos) harapan baik, doa baik, tidak dilarang untuk diaminkan," tambahnya.
"Contoh, hawa panas dari abu vulkanik, dari awan panas, dari lahar gunung berapi, mungkin bisa membakar apa saja, mungkin juga bisa membakar virus apa pun yang ada di udara," tegasnya.
"Bisa dong dihubungkan ke sana (pandemi Covid-19), boleh dong cocokologi. Bisa saja teori Mbah Mijan itu salah, tapi nggak papa yang penting, doa, waspada, saling mengingatkan, saling berbagi, dan saling menjaga," tuturnya.
Sebagai penutup, Mbah Mijan berdoa semoga masyarakat Indonesia dilindungi dari virus corona.
(*)