GridPop.ID - Siapa tak kenal dengan artis cantik nan seksi dari Hollywood, Angelina Jolie?
Lama tak terdengar kabarnya, rupanya Angelina Jolie diam-diam mengidap penyakit saraf serius.
Akibatnya, penampilan mantan istri Brad Pitt itu kini berubah drastis hingga buat semua mata pangling.
Nama Angelina Jolie mulai melambung setelah dirinya membintangi film Lara Croft : Tomb Raider dan menyabet penghargaan Oscar.
Bentuk tubuhnya yang bagus dan seksi membuat banyak orang mengidamkan tubuh seperti Angelina Jolie.
Tubuhnya padat berisi karena Angelina rutin mengolah fisik untuk mendapatkan tubuh ideal tersebut.
Tidak heran, banyak perempuan mendambakan wajah mirip Angelina Jolie yang sangat cantik.
Bahkan, tak sedikit pula dari mereka yang rela melakukan operasi plastik agar wajahnya mirip sang idola.
Siapa sangka, Angelina Jolie diam-diam pernah menderita penyakit saraf serius yang membuat wajahnya kaku, bahkan menjadi tidak simetris.
Gejala yang ditimbulkannya mirip dengan penyakit stroke, dimana salah satu bagian wajah agak miring.
Ya, pemain film Maleficent itu diketahui menderita penyakit Bells Palsy pada 2016 lalu.
Bells palsy adalah gangguan saraf yang membuat penderitanya mengalami kelumpuhan wajah.
Kepada media pada 2017, Jolie menuturkan gejala kelumpuhan wajah yang sangat mengganggu.
Karena terkena penyakit saraf itu, ia kesulitan untuk tersenyum, menggerakkan alis dan kelopak mata.
Hal ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat pada tahun 2016 Jolie sedang mengurus perceraiannya dengan aktor Hollywood ternama, Brad Pitt.
Bersyukurlah, wanita yang lahir 4 Juni 1975 ini menjalani rangkaian pengobatan.
Konon, gangguan kelumpuhan pada wajah itu sudah dapat diatasi dengan pengobatan alternatif akupunktur.
Hanya saja, kini Angelina Jolie tak secantik dulu.
Wajah artis yang punya 6 anak (3 di antaranya adalah anak angkat) ini terlihat banyak keriput, tubuhnya juga sangat kurus.
Dilansir dari kompas.com, Penyakit Bell's Palsy bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling umum terjadi pada usia 30-60 tahun.
Penyebabnya sendiri belum diketahui dan sering kali terjadi secara tiba-tiba.
Biasanya timbul rasa nyeri di belakang telinga yang mendahului kelumpuhan tersebut satu atau dua hari sebelumnya.
(*)