Pernyataan resmi Kim Yo Jong ini diisukan dalam kapasitasnya sebagai wakil direktur pertama dari Komite Pusat Partai Buruh.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota bergantian dalam kelompok berkuasa Korea Utara Politburo.
Ia juga menjadi anggota parlemen, sehingga pihak pemerintah Korea Selatan dan ahli lain mengatakan dia secara virtual adalah propaganda unggulan resmi Korea Utara.
Dengan pernyataannya ini, status dan pengaruhnya telah diperluas dari hanya sebagai 'asisten' Kim Jong Un dalam aktivitas publiknya menjadi mampu tunjukkan kegarangannya.
Ada momen penting dalam pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump dan Moon Jae-in dalam perbincangan mengenai nuklir di tahun 2018 silam.
Rentetan pertemuan itu ada 3 kali pertemuan, dalam salah satu pertemuan, Kim Yo Jong berikan pena ke Kim Jong Un saat dia tandatangani buku daftar hadir.
Si adik juga membawa sarung tangan Kim Jong Un setelah Kim Jong Un menyekop tanah dalam sebuah upacara penanaman pohon, serta membawa buket bunga yang diberikan oleh Kim Jong Un.
Kedekatan kedua saudara selama pertemuan ini memberi banyak pihak spekulasi jika dia akan jadi penerus pemimpin Korea Utara setelah Kim Jong Un dieksekusi nantinya.
Dia juga menjadi 'pembasmi' calon rival yang mengancam kekuasaan keluarga mereka.
Awal 2018 silam, Kim Yo Jong hadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, dan menjadi anggota keluarga penguasa Korea Utara pertama yang kunjungi Korea Selatan sejak berakhirnya Perang Korea pada 1950-1953 silam.
Saat itu ia temui Moon Jae-in dan menyampaikan undangan Kim Jong Un agar kedua presiden Korea bertemu di Pyongyang. (Maymunah Nasution) (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Kim Jong Un Dikabarkan Kritis, Adiknya Disebut Jadi 'Duplikat' untuk Mengurus Korut, Inilah Sosok Kim Yo Jong yang Garang dan Jarang Diungkap Media"