Para necrophile, sebutan untuk penderita necrophilia, umumnya menemukan kenikmatan seksual dengan cara beberapa cara.
Seperti berada di dekat mayat atau langsung menginginkan kontak seksual (berhubungan seks) di hadapan mayat.
Walau dianggap sebagai salah satu masalah kesehatan, namun perilaku ini tetap memiliki konsekuensi hukum yang jelas.
Di mana kebijakan hukum di beberapa negara menegaskan bahwa necrophilia adalah tindakan pemerkosaan,
Alasannya korban adalah orang yang sudah meninggal dan dia tidak bisa memberikan izin apa yang dilakukan orang lain terhadap tubuhnya.
Lalu menurut para psikolog, salah satu motif paling umum dari necrophilia adalah mereka bisa mendapatkan pasangan seks tanpa korban mampu melawan atau tanpa takut penolakan.
Bisa jadi ini termasuk gejala kecemasan sosial atau masalah seseorang dalam menjalin hubungan sosial.
Atau beberapa ahli juga percaya bahwa necrophilia berasal dari trauma masa kecil seperti korban pemerkosaan atau korban pelecehan seksual.