dwtonline mendasarkan pemberitaannya dari kanal YouTube Kompas TV, dan mengutip pernyataan eks penyiar senior kenamaan di Suriname, Jurmic Partodongso.
"Dia telah berkontribusi dalam melestarikan bahasa Jawa melalui lagu-lagunya.
Saya pikir tidak ada orang Suriname yang tidak mengenalnya," kata Jurmic Partodongso.
Media ini juga mengabarkan jika dua bulan lalu Didi Kempot manggung bareng Stanlee Rabidin, penyanyi Suriname yang sangat mencintai budaya Jawa.
Mereka berduet di Purwokerto dan menyanyikan lagu Pamer Bojo.
Melansir kompas.com, media culturu.com menuliskan berita kepergian Didi dengan judul "Penyanyi terkenal Didi Kempot meninggal dunia".
Culturu juga menjelaskan tentang kronologi meninggalnya Didi Kempot, yang tidak sadarkan diri saat dilarikan ke rumah sakit hingga mengembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu, Jawa Tengah.
Selain itu, media ini juga menjelaskan julukan baru Didi Kempot sebagai The God Father of Broken Heart.
Menutup pemberitaan, Culturu menuliskan konser terakhir Didi Kempot di Suriname adalah Oktober 2018 yang bertajuk Layang Kangen Tour.
"Saat konser, Kempot menerima penghargaan dari Presiden Desi Bouterse atas kecintaannya kepada Suriname."
"Kempot telah menggelar 10 konser selama 20 tahun terakhir di Suriname, yang semua tiketnya habis terjual," demikian yang ditulis Culturu.
Sedangkan di Indonesia sendiri, kepergian Didi Kempot bahkan nemuai ucapan belasungkawa dari presiden Joko Widodo, dan banyak artis.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Duka Didi Kempot Meninggal Terasa Hingga Luar Negeri, Begini Media Inggris & Suriname Memberitakan