Find Us On Social Media :

Meragu Soal Akhir Pandemi Covid-19, Jokowi Khawatirkan Gelombang Kedua Pasca Laporan 89.000 Migran yang Pulang ke Tanah Air: Pengawasan Harus Dilakukan Secara Baik!

By Maria Andriana Oky, Kamis, 7 Mei 2020 | 12:45 WIB

Presiden Jokowi

GridPop.ID - Angka kasus pasien positif corona terus meningkat tiap harinya.

Hal ini terus menjadi perhatian pemerintah dan kita semua.

Sebagaimana yang diberitakan Kompas.com, berdasarkan data pemerintah hingga Rabu (6/5/2020) pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 23 orang pasien meninggal dunia selama 24 jam terakhir.

Dengan demikian total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 kini berjumlah 895 orang.

Baca Juga: Tak Diperlakukan Layaknya Manusia, Video Jenazah ABK Asal Indonesia di Kapal China Dilempar ke Laut Lepas Viral, Media Korea Curigai Adanya Pelanggaran HAM Berupa Kerja Paksa hingga Eksploitasi

Data tersebut diungkapkan langsung oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Rabu sore.

"Kasus konfirmasi positif yang meninggal bertambah 23 orang sehingga menjadi 895 orang," kata Yurianto.

Berdasarkan data yang sama, terlihat ada 367 kasus baru positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu membuat secara akumulatif ada 12.438 kasus Covid-19 di Indonesia, sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Selain itu, ada penambahan 120 pasien Covid-19 yang kini dinyatakan sembuh.

Baca Juga: 3 Kali Mimpi Lihat Ka'bah, Pesinetron Ini Putuskan Jadi Mualaf Setelah 14 Tahun Dibui Lantaran Terlibat Aksi Pembunuhan Kekasihnya Bersama Sang Ibunda, Aksi Kejamnya Terbongkar saat Kariernya Tengah Meroket!

Berkaitan dengan kondisi penambahan pasien positif covid-19 tiap harinya, Presiden Jokowi akhirnya buka suara.

Terlepas dari semua prediksi, Jokowi optimis pemerintah bisa mengatasi Virus Corona pada bulan Juli.

Karena menurut Jokowi kedisiplinan masyarakat menjadi kunci utama untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Jokowi yang awalnya yakin pendemi corona bisa menurun pad bulan Juli merasa khawatit dengan gelombang kedua pandemi.

Melansir Nakita.id yang mengutip dari akun Instagram resmi sang presiden, Jokowi khawatir dengan adanya gelombang kedua pandemi corona di tanah air.

Baca Juga: Aib Foto Syur Syahrini Bersama Pria Ini di Klub Malam Kembali Terekspos Karena Dibongkar Adik Kandung Sendiri, Istri Reino Barack Tak Bisa Mengelak hingga Singgung Nama Glenn Fredly

"Pengawasan terhadap berbagai klaster penyebaran Covid-19 harus dilakukan secara baik dan ketat demi mengantisipasi munculnya gelombang kedua," tulisnya di Instagram @jokowi.

Hal tersebut disebabkan karena ribuan pekerja migran Indonesia mulai dipulangkan dari luar negeri.

Ia menyampaikan data adanya pekerja dari luar negeri yang kembali ke Indonesia.

"Laporan yang saya terima menyebutkan ada 89.000 pekerja migran Indonesia yang sudah kembali dari luar negeri, dan kemungkinan bertambah lagi sekitar 16.000 orang," ungkap Jokowi.

Baca Juga: Bak Tahun Kelam Penuh Duka, 4 Musisi Terbaik Tanah Air Ini Berpulang Dalam Kurun Waktu Satu Bulan hingga Membuat Keluarga dan Para Penggemar Terkejut

Karenanya, Jokowi pun mengimbau agar kepulangan para pekerja tersebut ditangani dengan ketat.

"Saya telah menginstruksikan jajaran pemerintah terkait untuk menangani dan mengawal kepulangan mereka dengan baik. Ini demi memutus rantai penularan Covid-19, agar tidak menjadi wabah gelombang kedua," tambahnya.

Jokowi semakin ketat memberlakukan aturannya dan meminta jajarannya untuk terus memonitor hal tersebut.

"Berbagai klaster penyebaran Covid-19 saat ini juga dimonitor secara ketat. Selain klaster pekerja migran tadi, terdapat misalnya, klaster jamaah tablig, klaster rembesan pemudik, hingga klaster industri," terangnya.

Baca Juga: Janda Sirajuddin Mahmud Ungkap Perasaan Putrinya Dengar Sang Ayah Menikah Lagi hingga Harus Banting Stir Jualan Online karena Larangan Mantan Suaminya Saat Jadi Istri: Aku Dilarang...

Presiden RI ini pun terus menekankan pada pengawasan klaster ini untuk antisipasi gelombang kedua virus corona di Indonesia ini.

"Sekali lagi, pengawasan klaster harus dilakukan secara baik guna mengantisipasi munculnya gelombang kedua," pungkasnya. (*)