"Ini kan dilema antara kultur dan struktur," ujar Bima Arya.Kalau kultur ini kita berhadapan dengan tradisi yang sudah mengakar, yang sudah terjadi di keseharian warga selama puluhan tahun, tradisi mudik, tradisi beli baju baru dll," jelasnya."Tidak mudah kultur ini dilawan, dirubah."
Baca Juga: Kalahkan King Of Youtube Terkaya yang Pendapatannya Rp 269 Miliar, Baim Wong dan Paula Verhoeven Tetap Hidup Sederhana Tak Malu Makan dan Pakai Baju GratisanBima Arya kemudian mengatakan bahwa selain budaya, faktor lain adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat akan kondisi mendesak atau darurat.Karena menurutnya, tidak semua orang mempunyai pemahaman yang sama tentang penyebaran maupun risiko dari Covid-19."Enggak semua punya sense of ergency yang sama," kata Bima Arya."Enggak semua punya tafsir yang sama tentang Covid-19," imbuhnya.Lebih lanjut, Bima Arya pribadi sebagai orang yang pernah terjangkit Virus Corona tentunya lebih paham dan lebih sadar akan Virus Corona.
Namun untuk masyarakat umum pastinya masih banyak yang merasa bodoh bahkan mengaku tidak takut dengan Covid-19.