GridPop.id - Ini sebuah kisah yang sangat mengejutkan dan membuat orang nyaris tak percaya.
Cerita Mbah Fanani, pertapa di Dieng, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu menarik untuk disimak kembali.
Kisah Mbah Fanani, seorang pertapa ini memang sangat fenomenal.
Beberapa waktu silam, sang pertapa kabarnya diculik orang yang mengaku keluarga.
Akibatnya, desa Dieng Kulon, Batur Banjarnegara mendadak ramai.
Sembilan mobil dari luar kota berhenti di depan rumah seorang warga di Jalan Raya Dieng Kulon, Sugiyono.
Mereka rupanya keluarga besar Mbah Fanani, pertapa yang telah puluhan tahun bersemedi di depan rumah Sugiyono.
Rombongan dari Cirebon itu bermaksud mengantar Mbah Fanani yang sempat dijemput orang tak dikenal.
Warga sekitar berdatangan menyambut kehadiran pria fenomenal tersebut.
Keluarga dan warga sempat beramah tamah.
"Setelah itu ada serah terima dari keluarga ke warga.
Kami warga Dieng Kulon menerima dengan tangan terbuka kedatangan Mbah Fanani lagi di Dieng.
Dia sudah kami anggap warga sendiri," kata Kepala Desa Slamet Budiono, Selasa (23/5).
Tenda lusuh Mbah Fanani dibiarkan apa adanya.
Tidak ada fasilitas baru di dalam tenda.
Warga tak mengagungkan Mbah Fanani berlebihan, kecuali menganggapnya bagian dari warga lantaran lama menetap di wilayah mereka.
"Jika Mbah Fanani ingin tinggal di tempat yang bagus, tentu dia akan betah tinggal di Indramayu.
Nyatanya dia memilih kembali ke Dieng dengan kondisi tempat demikian,"katanya
Slamet mengatakan, penjemputan Mbah Fanani dari petilasan Ki Dampu Awang Indramayu dilakukan oleh pihak keluarga dari Cirebon pada Jumat (19/5).
Sebelum itu, ia bersama sejumlah warga Dieng sempat bersilaturahim ke kediaman putri tunggal Mbah Fanani, Nyai Maryam, di desa Jatisari, Plered, Cirebon.
Kepada pihak keluarga, Slamet mengutarakan permohonan maaf warga menyusul peristiwa penjemputan Mbah Fanani oleh orang tak dikenal beberapa waktu lalu.
"Saat penjemputan Mbah Fanani kebetulan saya sedang umroh. Nyai Maryam juga umroh.
Setelah umroh ini, ada momentum untuk membicarakan masalah ini dengan keluarga," katanya.
Pasca kedatangan warga Dieng tersebut, keluarga langsung berembuk.
Mereka memutuskan segera menjemput Eyang Fanani dari Indramayu.
Meski berstatus keluarga, mereka tidak ingin asal menjemput.
Mereka memberitahukan aparat keamanan dan pemerintah setempat tentang rencana penjemputan.
Mereka juga menyodorkan surat pernyataan bermaterai atas nama Nyai Maryam binti Kyai Akhmad Fanani Binti Kyai Binti Kyai Banyamin sebagai bukti hubungan kekeluargaan di antara mereka.
Jumat sore (19/5/2017), rombongan keluarga menuju padepokan Ki Dampu Awang Indramayu yang ramai peziarah.
Proses penjemputan Mbah Fanani di tempat tersebut berlangsung damai.
Tidak ada perlawanan dari pihak padepokan.
"Yang menjemput adalah putrinya sendiri.
Tidak ada kendala dalam proses penjemputan,"katanya
Sebelum diantar kembali ke Dieng, Mbah Fanani sempat menginap beberapa hari di rumah putrinya, Nyai Maryam, di desa Jatisari Plered Cirebon.(*)