Investigasi menemukan, transaksi dilakukan melalui seorang agen. Sebelumnya, pasangan suami istri dan mahasiswi telah bertemu langsung.
Kedai kopi menjadi tempat favorit pertemuan mereka.
Sementara rumah sakit diduga membantu menyuntikkan hormon kepada donor itu selama 10 hari untuk menstimulasi produksi telur lebih cepat dari biasanya.
Laporan penyelidikan menyebutkan prosedur tersebut menimbulkan risiko,
Seperti masalah pernapasan, kembung, dan penggumpalan pembuluh darah.
Sejauh ini belum ada laporan penangkapan terkait kasus itu.