Saya juga gak pernah nyebut Surabaya seperti apa.Yang paling penting saya tangani pasien dan warga saya. Supaya tidak ada yang jadi korban.Iya kalau saya terlambat, kalau kemudian ada yang meninggal, dia menjadi anak yatim. Kan berat sayaSaya mending konsentrasi di sini.
Baca Juga: Hidupnya Tak Pernah Sepi dari Kerumunan Wanita Cantik nan Seksi, Ternyata Ini yang Membuat Milyuner Ini Mampu Bercinta Hingga 728 Kali dengan Bidadarinya!Kan jadi energi kami habis untuk melakukan itu.Padahal pasien-pasien ini butuh pertolongan," tegasnya. Saat disinggung terkait hasil penelitian FKM unair yang menjadi rujukan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bahwa tingkat kepatuhan warga Surabaya Raya pada protokol pencegahan Covid-19 rendah, Risma langsung menampiknya. "Mohon maaf mbak, coba dicek lagi, penelitian itu untuk mana. Bukan untuk Surabaya.Mbak Rosi, harus cari buku asli.Itu sudah dibantah oleh Persakmi bahwa itu bukan untuk Surabaya Raya," kata Risma.