Jakob Oetama memperoleh gelar Doktor Kehormatan dari Fisipol UGM pada 17 April 2003. Jakob juga penerima Bintang Mahaputra Utama dari Pemerintah Indonesia ada tahun 1973.Mengutip biodata di buku Syukur Tiada Akhir, Jakob mengawali karier kewartawanan sebagai Redaktur Mingguan Penabur di Jakarta pada tahun 1955.Bersama Petrus Kanisius Ojong (1920-1980), Jakob mendirikan majakah Intisari pada tahun 1963 dan kemudian Kompas pada tahun 1965.Jakob Oetama menjadi pemimpin redaksi Harian Kompas sejak berdiri sampai tahun 2000.
Baca Juga: Kehadirannya Diharapkan Mampu Sembuhkan Luka di Hati Laudya Cynthia Bella, Dimas Beck Langsung Kebanjiran Doa Saat Pegang Perut Buncit Wanita Ini: Semoga Disegerakan!Sejak PK Ojong meninggal pada 31 Mei 1980, Jakob Oetama merangkap pemimpin umum dan pemimpin Kompas Gramedia yang kemudian berkembang ke berbagai unit usaha dengan tetap media informasi sebagai bisnis inti korporat.Dalam organisasi pers dan media, Jakob pernah aktif di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai sekretaris jenderal. Pernah juga sebagai penasihat Confederation of ASEAN Journalist (CAJ), pengurus dan Ketia Seriat Penerbut Suratkabar (SPS), anggota Serikat Penerbit Pers Sedunia, Ketua Pelaksana Harian Dewan Pers, juga mendirikan dan pernah menjadi Ketua Pembina Yayasan Lembaga Pendidikan Dr. Soetomo. Atas dedikasinya yang tinggi dalam dunia pers, banyak penghargaan yang diraih Jakob Oetama. Antara lain, Bintang Mahaputra Utama dari Pemerintah RI tahun 1973, Doktor Kehormatan dari UGM (2003). Kemudian The Indonesia Entrepreneur of the Year 2005 dari Ernst & Young.Penghargaan lain, World Entrepreneur of the Year Academy 2006 dari Ernst & Young, Monaco (2006), Life Time Achievement Award dari PWI tahun 2008.