GridPop.ID - Belakangan ini Donald Trump menggemparkan publik seluruh dunia.
Kali ini bukan karena kebijakannya, namun karena kabar dirinya dan Melania Trump yang terkonfirmasi terpapar virus Covid-19.
Pasalnya, pada awal munculnya virus ini Trump sempat menganggap remeh dan tak mengindahkan anjuran WHO.
Donald Trump dan istrinya Melania Trump dinyatakan positif Covid-19 dua jam setelah dia mengumumkan hasil positif dari Hope Hicks, salah satu penasihat terdekatnya.
Sementara Wakil Presiden AS Mike Pence dan istrinya Karen Pence dinyatakan negatif Covid-19, Jumat (2/10/2020) pagi waktu setempat atau Jumat malam waktu Indonesia.
"Telah menjadi rutinitas selama berbulan-bulan, Wakil Presiden Pence menjalani tes Covid-19 setiap hari," ungkap sekretaris pers VP Devin O’Malley, dilansir Independent.
"Pagi ini, Wakil Presiden Pence dan Nyonya Kedua dinyatakan negatif untuk Covid-19."
"Wakil Presiden Pence tetap dalam keadaan sehat dan berharap Trump pulih dengan baik."
Meski sempat bertemu dengan Donald Trump, Mike Pence tidak berhubungan dekat dengan Hope Hicks.
Dalam kicauannya di Twitter, Trump menyebutkan dia dan istrinya, Melania Trump, bakal menjalani karantina setelah dinyatakan positif.
"Kami akan memulai proses penyembuhan kami secepatnya. Kami akan segera melalui ini bersama-sama!" jelas presiden berusia 74 tahun itu.
Sebelum dipastikan positif Covid-19, sang presiden beberapa kali menyuarakan pendapat yang meremehkan pandemi itu.
Termasuk ketika dalam debatnya dengan Joe Biden Selasa (29/9/2020), dia menyatakan hanya akan mengenakan masker jika perlu.
"Saya mengenakan masker ketika dibutuhkan. Ok. Malam ini adalah contohnya," jelasnya seraya mengeluarkan maskernya dari saku.
Dan ternyata bukan hanya Trump, dua pemimpin dunia ini juga sempat meremehkan virus corona sebelum mereka terpapar.
Siapa saja mereka, berikut rangkumannya.
1. Jair Bolsonaro (Presiden Brasil)
Selama menjabat sejak 1 Januari 2019, Bolsonaro dikenal sebagai sosok yang mengidolakan Trump, sehingga dia dijuluki "Trump dari Negeri Tropis".
Tidak hanya dalam gaya bicaranya yang meluap-luap, Jair Bolsonaro juga begitu meremehkan virus corona yang saat ini tengah mewabah di dunia.
Pada awal Maret, atau ketika wabah belum merajalela, Bolsonaro menyatakan bahwa saat ini ada penyakit yang lebih mematikan dari corona.
Tidak hanya merendahkan corona dengan menyebutnya "flu ringan", Bolsonaro juga menolak saran pakar agar Brasil menerapkan lockdown.
Pada April, ketika "Negeri Samba" sudah menorehkan 5.000 kematian akibat Covid-19, Jair Bolsonaro melontarkan pernyataan yang kontroversial.
"Terus kenapa?" tanyanya ketika salah seorang jurnalis dalam konferensi pers menanyakan terkait korban meninggal yang sudah mencapai ribuan tersebut.
"Terus kenapa? Maaf. Apa yang Anda ingin saya lakukan?" selorohnya seraya berkilah meski nama tengahnya Messiah, dia tak bisa membuat keajaiban.
Akhirnya pada Juli lalu, Bolsonaro mengumumkan bahwa dia positif. Tetapi bukan Bolsonaro jika tidak kembali membuat sensasi.
Saat diadang oleh awak media, tiba-tiba dia melepas maskernya dan berjalan-jalan untuk menegaskan bahwa kondisinya "baik-baik saja".
Karena ulahnya itu, sejumlah wartawan harus dikarantina sebagai bentuk pencegahan, di mana sempat muncul kabar dia hendak dituntut.
2. Alexander Lukashenko (Presiden Belarusia)
Presiden Belarus yang saat ini tengah menghadapi krisis politik di negaranya ini menjadi nama lain yang positif Covid-19 setelah meremehkan wabah itu.
Presiden berusia 65 tahun itu menyebut, wabah Covid-19 sudah membuat dunia menjadi gila dengan ekonomi terhantam di seluruh dunia.
"Lebih baik mati dengan berdiri di kaki sendiri dari pada hidup tapi bertekuk lutut," ujar Alexander Lukashenko pada Maret lalu.
Pemimpin yang berkuasa sejak Belarus pecah dari Uni Soviet pada 1994 silam itu juga menyatakan "tips" lain untuk kebal dari corona.
Lukashenko lebih jauh mengatakan, meminum 50 ml vodka, mengunjungi sauna, dan tetap bekerja di lapangan adalah cara agar warga baik-baik saja.
"Kami tak akan membatalkan apa pun. Kami akan menggelar acara yang sudah direncanakan. Semoga Tuhan melindungi dari virus corona," koar dia.
Pemimpin yang sudah menjabar sejak 1994 itu berkata, dia hanya akan mempertimbangkan karantina jika "benar-benar diperlukan".
Sikapnya yang meremehkan ini terlihat ketika dia memutuskan untuk tetap berkunjung ke gereja pada perayaan Paskah April lalu.
"Saya tak setuju jika ada yang menghalangi orang ke gereja. Saya tak menyukai kebijakan itu," kata Lukashenko seperti dikutip Belta via AFP.
Presiden berusia 65 tahun tersebut menjelaskan, negaranya sudah berpengalaman menghadapi virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu setiap tahun.
Sikap Lukashenko bertolak belakang dengan pemimpin negara lain dengan jumlah umat Ortodoks yang cukup banyak. Seperti Presiden Rusia Vladimir Putin yang tak menghadiri Paskah.
Lukashenko memutuskan tetap menghadiri perayaan kebangkitan Yesus Kristus itu bersama putranya di biara di desa timur Minsk.
Hingga akhirnya pada Juli, Presiden Belarus yang dijuluki Diktator Terakhir di Eropa itu mengaku sudah mengalahkan virus corona.
"Hari ini, kalian melihat orang yang berhasil selamat dari virus corona," jelas Alexander Lukashenko dilansir kantor berita Belarus BELTA.
Presiden Belarus sejak 20 Juli 1994 itu menuturkan, dokternya melaporkan hasil pemeriksaan di mana dia dinyatakan tertular tanpa gejala.
Dia mengatakan bahwa 97 persen populasi bekas pecahan Uni Soviet itu tertular Covid-19 tanpa menunjukkan gejala.
"Syukurlah saya bisa melaluinya," klaimnya.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul, Tak Hanya Trump, Presiden Brasil dan Belarus Juga Sempat Terpapar Corona karena Meremehkan Covid-19