"Kita mikirnya awalnya kecapekan, cuma dia merasa sendi-sendinya semua lemas."
"Terus tangannya kayak kaku, pegal-pegal."
"Cuma dia tidak ada riwayat penyakit segala macamnya," terang Erde.
Setelah sempat sadar, kondisi Suharman semakin melemah hingga dokter menyatakan meninggal dunia.
"Malam itu dia sudah bisa komunikasi, terus tiba-tiba di tanggal 30 September kondisi semakin melemah, jantung pun semakin lemah."
"Saat (jantung) dipompa, rupanya sudah tidak ada," ungkap dia.
Momon Tanjung terus mendampingi suaminya selama dirawat di rumah sakit.
Menurut Erde, kini kondisi adiknya masih terkejut atas kematian sang suami.
"Pihak perempuan kondisinya masih shock, enggak menyangka kejadiannya begini," katanya.