Dedi menaruh simpati dan empati kepada Akbar karena kisah kehidupannya sangat menggugah.
Ada satu hal yang menarik dari kisah Akbar itu yang ditangkap Dedi, yakni meski dalam keadaan susah, remaja itu tetap memiliki empati kepada orang lain yang lebih susah.
"Dia selalu memberi pada pemulung lain yang susah. Sifat seperti itu jarang. Dia sendiri memiliki kesusahan, tapi punya empati lagi pada orang yang lebih susah," kata Dedi.
Tentu saja ada kisah lain dari Akbar yang juga sangat mengharukan. Ia bertahun-tahun mencari ibunya sambil memulung sampah. Kemudian Akbar tidak lepas dari sarung dan Al Quran. Menurut Dedi, sikap-sikap Akbar ini patut diteladani.
Dedi pun mengundang Akbar ke kediamannya di Purwakarta, Kamis hari ini. Dedi memiliki sejumlah rencana bagi Akbar.
Pertama, Akbar bercita-cita ingin mendirikan pesantren. Dedi pun akan memberi ruang untuk memenuhi keinginan itu, yakni dengan memberi tugas mengajar ngaji pada anak-anak di Subang. Sambil mengaji, Akbar juga akan dididik lagi, terutama untuk pendalaman kitab-kitab kuning.
"Saya akan panggil guru untuk meningkatkan pendalaman kitab. Sebenarnya Akbar itu sudah bisa membaca dan memahami sejumlah kitab kuning, tapi perlu dididik kembali sehingga kualifikasinya meningkat," kata Dedi.