Find Us On Social Media :

Gunung Merapi Berstatus Siaga, Simak Hal-hal yang Penting Dilakukan Sebelum dan Ketika Gunung Api Meletus, Apa Saja?

By None, Senin, 9 November 2020 | 05:00 WIB

Gunung Merapi dilihat dari Kali Talang, Klaten

"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam keterangannya, Kamis (505/11).

Dalam keterangan tersebut, dijelaskan bahwa aktivitas vulkanik terus meningkat. Kegempaan juga semakin intensif sejak Oktober 2020.

Baca Juga: Heboh Kasus Video Syur Mirip Artis, Hotman Paris Singgung Kasus 10 Tahun Lalu hingga Beri Peringatan Soal Kelalaian: Awas, Hati-hati!

Menurut data BPPTKG bulan Mei 2020, kegempaan internal VA dan VB (vulkanik dangkal) tidak terjadi, sedangkan gempa MP (fase banyak) terjadi 174 kali.

Kemudian setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan VA, VB, dan MP terus meningkat. Pada Juli 2020, terjadi gempa VA 6 kali, gempa VB 33 kali, dan gempa MP 339 kali.

Selain gempa yang meningkat, juga terjadi pemendekan jarak baseline EDM sektor barat laut Babadan.

Setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, terjadi pemendekan sebesar 4 cm dan terus memendek hingga September 2020 dengan laju 3 mm per hari.

Baca Juga: Dulu Rela Kawin Kontrak Demi Hal Ini hingga Cerai Usai Setahun Nikah, Begini Nasib Pesinetron Ini yang Banting Tulang Hidupi Putri Semata Wayangnya

Aktivitas vulkanik dan pemendekan EDM pun terdata pada 4 November 2020, yakni rata-rata gempa VB 29 kali per hari, MP 273 kali per hari, guguran 57 kali per hari, dan hemusan 64 kali per hari.