- Terus memuji pencapaian anak dan merayakan perilaku baik mereka. Beri perhatian pada perilaku yang kamu ingin anakmu mengulangnya. Tunjukkan bahwa kamu mengamati dan bangga ketika mereka melakukan sesuatu yang baik.- Tahu kapan harus tidak merespons. Abaikan perilaku buruk, misalnya ketika anak merengek-rengek di lantai, ketika tidak diizinkan bermain ponsel.Ini adalah cara baik untuk mengurangi perilaku buruk anak di masa mendatang.
Baca Juga: Tak Tahu Menahu Soal Pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar, Krisdayanti Akui Kecewa Berat hingga Tegas Belum Berikan Restu"Dalam kasus ini, anak akan belajar bahwa menjadi tantrum tidak akan membuat dia mendapatkan apa yang diinginkannya," katanya.- Belajar dari pengalaman masa lalu. Misalnya, mencari tahu apa pemicu perilaku buruk anak-anakmu.Jika pemicu tersebut bisa diidentifikasi, akan selalu ada cara untuk menghindarinya atau setidaknya melakukan persiapan matang untuk menghadapimya.Pastikan anak tahu apa konsekuensi jika mereka tidak mematuhi saran orangtuanya dan atau berperilaku tidak pantas pada situasi tertentu.- Ubah sesuatu yang dilarang menjadi aktivitas yang bisa dilakukan anak.Misalnya, jika anak senang merebut mainan anak lain, tawarkan mereka mainan atau aktivitas lain hingga mereka mau mengembalikan mainan tersebut.Bicaralah dengan dokter anak apakah perilaku-perilaku anak kita adalah perilaku yang umum dilakukan oleh anak seusianya."Dan jika dibutuhkan, psikolog anak dan komunitas bisa menjadi sumber yang menyediakan kelas parenting untuk memberikan kita dukungan atau arahan yang lebih kuat," kata Estrella.
Baca Juga: Sosok Calon Suaminya Belum Terbongkar hingga Sekarang, Luna Maya Justru Keceplosan Sebut Nama Pria Ini Saat Ditanya Siapa Pacar BarunyaGridPop.ID (*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sekalipun Marah, Jangan Pernah Pukul Bokong Anak...