Find Us On Social Media :

Biasa Digunakan Membungkus Makanan, Kertas Minyak Ternyata Berbahaya Bagi Tubuh, Salah Satunya Bisa Sebabkan Kemandulan

By None, Sabtu, 19 Desember 2020 | 21:00 WIB

Kertas Nasi Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan

GridPop.IDKertas minyak yang berwarna coklat biasanya digunakan para pedagang untuk membungkus makanan.

Pasalnya kertas jenis ini bisa tahan panas dan tahan air.

Selain itu harganya juga relatif murah, makanya banyak digunakan untuk membungkus terutama nasi.

Celakanya, pakar toksikologi kimia mengatakan bahwa kertas berwarna cokelat tersebut ternyata mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.

Dilansir Grid.ID dari Tribun Pontianak, kertas nasi mengandung bisphenol A atau BPA, yang memiliki bahaya tersendiri bagi kesehatan tubuh.

Baca Juga: Putuskan Cerai Usai 10 Bulan Pisah Ranjang, Aura Kasih Akui Tetap Jalin hubungan Baik dengan Erick Amaral: Kalau ke Indonesia Bisa Stay di Rumahku  

Diketahui BPA sendiri sering digunakan sebagai bahan pembuat wadah atau pembungkus makanan bukan hanya dari plastik, tetapi juga kertas.

Terkait bahaya penggunaan kertas nasi ini juga sempat dipaparkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di website resminya.

Di mana Peneliti Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lisman Suryanagara mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati dengan kertas nasi dan kertas daur ulang yang dipakai untuk membungkus makanan.

Baca Juga: Kemarin Koar-koar Minta Ketemu Anak-anak Sule, Teddy Mendadak Mangkir Saat Ingin Ditemui Rizky Febian

Sebab menurut penelitiannya kertas nasi untuk membungkus makanan seperti untuk nasi goreng, nasi bungkus, atau martabak yang berwarna cokelat itu memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Hasil riset yang dilakukan LIPI menunjukan jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas nasi yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram.

Sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram, itu artinya ada sebanyak 105 juta-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.

"Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan," ujar Lisman lagi.

Baca Juga: Seakan Tak Ingin Berlarut dalam Duka Usai Ditinggal Glenn Fredly, Mutia Ayu Tiba-tiba Bagikan Sebuah Pas Foto Buku Nikah, Netizen: Jodoh Nih!

Lebih lanjut, Lisman mengatakan bahwa zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.

Hal ini senada dengan pernyataan dari ilmuwan riset di New York State Department of Health, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., yang mengatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi.

Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.

"Kertas berwarna cokelat untuk pembungkus, biasanya bungkus nasi, dilapisi oleh sebuah lapisan plastik supaya tidak mudah bocor. Lapisan itulah yang berbahaya," tutur Dr rer nat (doktor ilmu sains) Budiawan.

Baca Juga: Anak-anaknya Dituding Rebut Harta Warisan Mendiang Ibunya, Sule Sudah Latih Mental Putri Delina dan Rizky Febian sebelum Bertemu Teddy: Kalau Nggak Salah Nggak Usah Lari

Ia juga menjelaskan, efek yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang tidak langsung.

Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek dari pembungkus berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin

"Efek pada kesehatan memang jangka panjang. Efek kronisnya bisa menghambat kesuburan, bersifat karsinogenik (kanker), dan mutagenik (perubahan-perubahan pada gen manusia)," jelasnya.

Lebih lanjut, ternyata kertas yang digunakan untuk membungkus burger, nasi, sandwich, serta kentang, begitu juga dengan kotak ayam goreng dan kardus pizza, dinilai peneliti mengandung bahan kimia sintetik terkait dengan masalah kesehatan serius bila larut ke dalam makanan.

Hal tersebut menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Baca Juga: Akhirnya Terbongkar, Ternyata Raffi Ahmad Diam-diam Pernah Pepet Ibunda Cinta Laura, Sosok Ini Bongkar Alasannya hingga Singgung Sosok Yuni Shara

Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, peneliti studi ini mengumpulkan sekitar 400 sampel dari kertas dan karton produk dari 27 rantai makanan cepat saji di Amerika Serikat dan menemukan bahwa 46 persen dari kertas dan kotak makanan cepat saji, 20 persen dari sampel karton pembungkus, dan 16 persen dari wadah minuman non-kertas, diuji positif mengandung sekelompok zat kimia yang disebut per- and polyfluoroalkyls (PFASs).

Umumnya kandungan zat kimia ini digunakan dalam kemasan makanan untuk menghalau lemak dan minyak.

PFASs telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, masalah perkembangan dan reproduksi, sistem kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya.

Cara terbaik untuk menghindari kemungkinan bahaya ialah segera menghabiskan makanan cepat saji atau menyimpan makanan cepat saji dalam wadah aman.

Semakin sebentar makanan berada dalam bungkusnya, maka semakin sedikit bahan kimia yang kemungkinan akan bercampur dengan makanan.

Baca Juga: Pevita Pearce Positif Covid-19, Manajer Ungkap Kondisi Sang Artis dan Ngaku Alami Kesulitan Saat Lakukan Tracing, Ada Apa?

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di GridHits.ID dengan judul: Banyak yang Belum Tahu, Ternyata Kertas Minyam Berwarna Coklat untuk Membungkus Makanan Ini Bisa Sebabkan Kemandulan hingga Kanker