GridPop.ID - Paparan virus Covid-19 terus menghantui semua orang di dunia ini.
Setiap hari terus saja ada laporan perihal korban meninggal lantaran virus ini.
Oleh karena itu, sikap waspada harus selalu ditanamkan dalam diri.
Jangan pernah menyepelekan protokol kesehatan.
Baru-baru ini ada sebuah kabar sedih yang berasal dari sebuah keluarga di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Akibat terpapar Covid-19, tiga anggota keluarga dikabarkan meninggal dunia.
Yang semakin membuat sedih adalah kematian mereka yang hanya berselang satu hari dengan anggota keluarga lain.
Tiga orang dalam satu keluarga di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.
Tiga anggota keluarga tersebut merupakan dua orang tua dan seorang anak yang berprofesi sebagai bidan.
Bidan tersebut merupakan Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas di Puskesmas Nailan, Kecamatan Slahung.
"Beliau mengeluh demam, batuk, sesak nafas dan gambaran rontgent pneumoni bilateral," ucap Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, Sabtu (2/1/2021).
Pasien sempat mendapatkan perawatan lebih kurang 3 hari di ICU RSU Muhammadiyah hingga dinyatakan meninggal dunia, Rabu (30/12/2020).
Ibunya yang juga terpapar Covid-19 sempat dirawat dengan keluhan demam, batuk dan sesak nafas, dengan gambaran rontgent pneumoni bilateral.
Pasien mendapatkan perawatan kurang lebih 2 hari di RSU Muhammadiyah hingga dinyatakan meninggal dunia.
Sehari berselang, ayahnya juga meninggal dunia Kamis (31/12/2021).
Pasien berusia 76 tahun tersebut sempat dirawat di rumah sakit, namun tidak dapat bertahan dan akhirnya meninggal dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Ipong mengumumkan adanya tambahan 13 kasus Covid-19 di Ponorogo per Jumat (1/1/2021).
Dua pasien di antaranya merupakan tenaga kesehatan yang memiliki riwayat kontak dengan pasien confirm dan setelah dilakukan pemeriksaan PCR didapatkan hasil positif.
"Saya juga sampaikan terdapat 3 orang pasien confirm meninggal dunia. Semoga almarhum/almarhumah meninggal dalam keadaan husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan ketabahan," lanjutnya.
Dengan tambahan diatas, jumlah kumulatif Covid-19 di Ponorogo mencapai 1.253 kasus.
Dari jumlah tersebut 1.016 di antaranya telah dinyatakan sembuh lalu 53 pasien meninggal dunia dan 184 orang sedang menjalani isolasi atau perawatan.
"Mari kita sambut tahun 2021 dengan penuh harapan kebaikan dan penuh semangat perubahan menjadi lebih baik, salah satunya perubahan perilaku untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan," ucap Ipong.
Ia menjelaskan saat ini status Kabupaten Ponorogo masih zona oranye.
Untuk itu Ipong meminta masyarakat agar tidak lengah untuk mematuhi protokol kesehatan sehingga Ponorogo tidak masuk ke Zona Merah.
Terus berjatuhan
Tenaga medis yang menjadi ujung tombak penanggulangan Covid-19 terus berjatuhan.
Data terbaru per tanggal 15 Desember 2020, seperti dikutip Kompas.com, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) total terkini petugas kesehatan atau tenaga medis yang meninggal karena Covid-19 berjumlah 369 orang.
Rincian total angka kematian tenaga medis tersebut adalah 202 dokter, 15 dokter gigi dan 146 perawat.
Para dokter yang meninggal dunia tersebut terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), 92 dokter spesialis (7 guru besar), 2 residen dan 1 dalam verifikasi yang keseluruhan berasal dari 24 IDI wilayah provinsi dan 92 IDI cabang kota/kabupaten.
Baca Juga: Setia Temani Saat Jatuh Bangun, Aa Gym Kembali Jatuhkan Talak Cerai Teh Ninih, Ini Faktanya
Untuk mengatasi persoalan transmisi Covid-19 yang bisa berakibat pada kematian ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh semua elemen masyarakat.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Sedih Dari Ponorogo, Satu Keluarga Tiga Orang Meninggal Hanya Berselang Sehari