Find Us On Social Media :

Gembar-gembor Bakal Jadi Orang Pertama yang Jajal Sinovac, Presiden Jokowi Akan Disuntik Vaksin Covid-19 pada 13 Januari 2021

By Arif B,None, Rabu, 6 Januari 2021 | 13:45 WIB

Presiden Jokowi

GridPop.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah gembar-gembor bakal jadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19.

Hal tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi.

"Terkait rencana ini dan sesuai juga dengan pernyataan bapak presiden bahwa beliau akan menjadi penerima vaksin Covid pertama, tentunya kami akan menindaklanjuti dan memastikan terkait hal ini" ujarnya, Minggu, (3/1/2021).

Baca Juga: Ibunya Diisukan Telah Ditalak 3 Oleh Aa Gym, Putri Teh Ninih Ternyata Kerja Keras Jualan Ini, Intip Potret Dapurnya yang Jadi Sorotan

Terkait jadwal pelaksanaannya, Jokowi akan disuntik vaksin Covid-19 pada 13 Januari 2020 mendatang.

Vaksin yang digunakan Presiden Jokowi merupakan vaksin Sinovac yang telah tiba di Indonesia pada 6 dan 31 Desember lalu.

"Iya, Sinovac," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono saat dihubungi, Selasa, (5/1/2021).

Baca Juga: Bukan Luna Maya ataupun Sophia Latjuba, Ariel NOAH Kepergok Bergandengan dan Bermesraan dengan Wanita Misterius Ini, Siapa?

Hal yang sama diungkapkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Menurutnya, penyuntikan perdana vaksin Covid-19 akan dilakukan kepada Presiden Jokowi bersama sejumlah pejabat kementerian atau lembaga yang berusia di bawah 60 tahun.

Hal itu lantaran vaksin yang digunakan adalah Sinovac yang diperuntukan bagi warga 18-59 tahun.

Baca Juga: Seolah Pertanda, Sebelum Meninggal Dunia Chacha Sherly Sempat Pulang ke Kampung Halaman hingga Berikan Pesan Terakhir Ini Pada Sang Adik

"Penyuntikan perdana tanggal 13 (Januari), hari Rabu depan, itu nanti di tingkat pusat oleh Bapak Presiden langsung yang pertama, beberapa menteri lain, pejabat tingkat pusat yang pimpinan Kementerian/Lembaga, usia di bawah 60 tahun, karena ini yang dari Sinovac, 18-59 tahun," kata Tito dalam rapat koordinasi persiapan vaksinasi Covid-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan Tahun 2021 di Kantor Kemendagri.

Pemerintah memastikan bahwa vaksinasi akan dilakukan setelah keluar izin penggunaan darurat atau Emergency use Authorization (EuA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Kabarnya Seolah Hilang Usai Cerai Dari Laudya Cynthia Bella, Engku Emran Tetiba Bawa Kabar Mengejutkan Ceritakan Musibah yang Dilalui Orang Tuanya

Seluruh vaksin yang beredar di Indonesia harus mengantongi izin tersebut dari BPOM, meskipun telah keluar izin yang sama dari negara produsen.

Untuk vaksin Sinovac sendiri, BPOM telah menerbitkan sertifikat Lot Release untuk 1,2 juta vaksin dari kedatangan pertama pada 6 Desember 2020, dan akan segera menerbitkan sertifikat lot release untuk 1,8 juta vaksin yang datang pada 31 Desember 2020.

"Pada proses penerimaan di bandara, Badan POM melakukan pengecekan kesesuaian dokumen, serta kesesuaian suhu tempat penyimpanan vaksin coronavac," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Lucia Rizka Andalusia, dalam konferensi virtual di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/1/2021).

Sertifikat Lot Release ialah persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam memastikan kualitas vaksin.

Persyaratan ini merupakan standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yaitu berupa proses evaluasi yang dilakukan otoritas obat di setiap negara untuk menjamin mutu setiap lot atau setiap batch vaksin tersebut.

Baca Juga: Bikin Netizen Kompak Elus Dada Lihat Wajah Bangun Tidurnya Bareng sang Putra, Sandra Dewi Lakukan Demi Turuti Permintaan Warganet: Ya Ampun Segitu Busuk

"Untuk penerbitan sertifikat ini, Badan POM melakukan pengujian di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional," ujarnya.

Sementara untuk proses percepatan penerbitan EuA vaksin Covid-19, BPOM melakukan rolling submission dimana data yang dimiliki oleh industri farmasi dapat disampaikan secara bertahap.

Pihaknya juga telah melakukan evaluasi terhadap data uji praklinik, uji klinik fase 1 dan fase 2 untuk menilai keamanan dan respon imun dari penggunaan vaksin.

Baca Juga: Berani Kritik Pemerintah China, Deretan Pebisnis Ulung Ini Langsung Hilang Bak Ditelan Bumi, Jack Ma Salah Satunya!

Serta hasil uji klinik fase 3 yang dipantau dalam periode 1 bulan setelah suntikan yang kedua.

"Tentunya, sesuai persyaratan dari WHO, minimal pengamatan harus dilakukan sampai 3 bulan untuk interim analisis. Yang akan digunakan untuk mendapatkan data keamanan dan khasiat vaksin sebagai data dukung pemberian EUA," katanya.

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul, Presiden Jokowi Dijadwalkan Disuntik Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac pada 13 Januari 2021