GridPop.ID - Program vaksinasi Covid-19 yang dilaksanakan di Indonesia sempat menuai pro dan kontra.
Orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 adalah Presiden Joko Widodo sendiri pada Rabu, (13/1/2021) kemarin.
Suara penolakan vaksin datang dari salah satu anggota komisi 9 DPR RI frkasi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptapaning.
Dilansir dari Grid.ID, Ribka Tjiptapaning menolak untuk disuntik vaksin.
Riba memiliki alasan sendiri, dengan melihat kasus vaksin yang pernah terjadi sebelumnya di Indonesia.
"Bagaimana orang Biofarma aja juga masih bilang belum uji klinis ketiga dan lain-lain, ini pengalamaan saya nih saudara menteri, vaksin polio untuk anti volio malah lumpuh layu di Sukabumi."
"Terus vaksin anti kaki gajah di Majalaya mati 12, karena di India ditolak di Afrika ditolak, masuk di indonesia 1,3 triliun waktu saya ketua komisi saya ingat betul itu, jangan main-main vaksin ini," ungkap Ribka Tjiptaning saat dikutip Grid.ID di YouTube Fajar Panomuan Ramadhan, Rabu (13/1/2021).
Bahkan Ribka Tjiptaning rela membayar denda atas konsekuensi menolak divaksin Covid-19 dan membahas perihal pelanggaran HAM jika dirinya dipaksa vaksin. Di samping itu, Ribka Tjiptaning juga mempertanyakan jenis vaksin yang diberikan untuk rakyat.
"Terus saya tanya ini katanya yang mau digratiskan semua rakyat ini yang mana, wong ada 5 macam, ada yang harga Rp 584 ribu, ada yang Rp 292 ribu ada yang Rp 116 ribu, ada yang Rp 540 sampe Rp 1.08.400, ada yang Rp 2.100.000," ungkap Ribka Tjiptaning.
Selain penolakan dari Ribka, beredar isu miring yang menyebutkan bahwa obat yang disuntikkan pada Presiden Jokowi adalah vitamin.
Sebagian besar masih mempertanyakan kebenaran vaksin tersebut.
Menanggapi hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memastikan bahwa vaksinasi kepada Jokowi benar menggunakan vaksin jenis Sinovac.
"Saya rasa tidaklah," ujar Erick Thohir, dalam acara Mata Najwa, Rabu (13/1/2021) yang dikutip via TribunWow.com.
Erick Thohir mengatakan bahwa kebijakan vaksinasi ini bukan persoalan main-main ataupun sandiwara, karena sudah dipersiapkan dengan hati-hati.
"Tidak mungkin kami di sini dengan tugas yang sangat berat dengan transparansi dari awal seperti apa vaksinya," jelasnya.
"Kenapa vaksin ini dibeli, kenapa pengadaannya seperti itu, masak hanya sebuah sandiwara, ini kan bukan sinetron," tegasnya.
Ia kembali menegaskan bahwa program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah semata-mata
"Tapi ini benar-benar yang harus kita lakukan saat ini untuk kita melakukan vaksinasi, mengurangi penularan, agar orang-orang yang kita cintai bisa dijaga, masyarakat kita jaga," kata Erick Thohir.
Sementara itu terkait apakah dirinya juga siap untuk disuntikkan vaksin Sinovac, Erick Thohir mengaku siap dan tidak pernah menolak.
"Saya rasa saya sendiri nunggu giliran. Saya berharap saya ingin menjadi bagian itu, tapi tentu antrian," ungkapnya.
GridPop.ID (*)