Find Us On Social Media :

Satgas Covid-19 Perkirakan Butuh Waktu 5 Tahun untuk Mulai Kehidupan Normal, Tim FKM UI Justru Sebut Pandemi Covid-19 Bakal Berakhir September 2021 Mendatang

By Septiana Hapsari, Rabu, 10 Februari 2021 | 14:40 WIB

Kapan pandemi Berkahir?

GridPop.ID - Pada Selasa (26/01/2021), kasus Covid-19 di Indonesia tercatat sebanyak satu juta kasus.

Kondisi ini tentunya semakin membuat publik ketar-ketir dengan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Masyarakat semakin resah dan disertai harap-harap cemas untuk menanti kapan berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia maupun dunia.

Melansir dari GridHealth.ID, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebutkan adanya kemungkinan masyarakat dunia akan hidup normal setelah 5 tahun pandemi Covid-19.

Baca Juga: Tak Lagi Berstatus Anak Mantu, Gisella Anastasia Tetap Tunjukkan Sikap Peduli pada Roy Marten yang Tengah Terinfeksi Covid-19: Aku Beliin Obat dan Vitamin

"Pada suatu saat pandemi akan berlalu," kata Co-Chairs Satuan Tugas Covid-19 Singapura Lawrence Wong, dikutip dari Channel News Asia.

"Tetapi, mungkin butuh empat hingga lima tahun sebelum kita akhirnya melihat akhir dari pandemi dan dimulainya kehidupan normal pasca Covid-19," sambungnya.

Wong mengatakan, masih ada "ketidakpastian besar" tentang bagaimana virus corona akan membentuk masyarakat di tahun-tahun mendatang.

Bahkan, ia mengira bahwa penerapan protokol kesehatan masih terus harus dilakukan hingga tahun-tahun berikutnya.

Baca Juga: Sebut 60 Persen Orang di Dunia Akan Kebal Covid-19 pada Bulan Agustus, Rusia Percaya Diri Sebut Keadaan Akan Kembali Normal Padahal Ahli Epidemolog Sudah Wanti-wanti Hal Ini!

Menurutnya, masyarakat dunia tidak boleh mengandalkan adanya vaksin Covid-19.

Hal ini dikarenakan, untuk mendapatkan vaksin Covid-19 tidaklah mudah.

"Di luar itu, ketersediaan vaksinasi Covid-19 secara progresif akan memulai kembali perjalanan global, tapi mendapatkan vaksin tidak akan cepat atau mudah," sebut Wong yang juga Menteri Pendidikan Singapura.

Seperti yang diketahui, Indonesia kini tenagh melakukan vaksinasi Covid-19 secara massal.

Melasir dari Kompas TV, berdasarkan cakupan vaksinasi setiap negara termasuk Indonesia yang diprediksi dan dihitung oleh Bloomberg, Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia akan selesai tak sampai 10 tahun ke depan.

Baca Juga: Rumor Maaher At-Thuwailibi Meninggal Dunia Karena Disiksa di Dalam Penjara Berhembus Kencang, Keluarga Beri Penjelasan

Tim FKM UI justru menilai pandemi Corona di Tanah Air akan selesai lebih cepat yakni pada September 2021 ini.

Pandu Riono, selaku Pakar epidemiologi FKM UI memaparkan prediksi itu dengan menggunggah hasil riset tim FKM UI soal perhitungan pandemi Corona di RI.

“Prediksi Indonesia tuntaskan vaksinasi sampai 10 tahun bisa saja terjadi kalau TIDAK melakukan strategi vaksinasi yg cerdas & inovatif untuk kendalikan Pandemi. Tim FKM UI buat simulasi strategi vaksinasi yg komprehensif. Kita bisa lebih cepat dg strategi pilihan yg tepat,” tulis Pandu Riono dari akun Twitter pribadinya.

 

Baca Juga: Ayu Ting Ting Nangis Sesenggukan Saat Ketahui Fakta Gagal Naik Pelaminan, Adit Jayusman Ternyata Batalkan Pernikahan hanya dengan Pesan WhatsApp

Sementara cakupan vaksinasi yang diperlukan disebut harus mencapai 70.980.000 orang, dengan jumlah vaksinasi per hari 930 ribu suntikan.

Dengan begitu target vaksinasi disebut tim FKM UI tercapai dalam 167 hari.

Baca Juga: Rahasiakan Penyebab Kematian Maaher At-Thuwailibi di Penjara, Polisi: Ini Berkaitan dengan Nama Baik Almarhum

Adapun detailnya adalah sebagai berikut:

Dia menjelaskan hasil perhitungan tersebut didapat berdasarkan asumsi efikasi vaksin Sinovac bisa memberikan perlindungan optimal setelah 14 hari usai dosis kedua diberikan.

“Hasil estimasi wabah mulai terkendali di September 2021. terjadi penurunan kasus baru secara konsisten,” ungkap hasil riset tersebut.

“Hasil dapat lebih cepat dengan tambahan vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Novavax yang mempunyai efikasi lebih tinggi. Jika jumlah dan kapasitas vaksinator ditambah, pelibatan swasta dan kapasitas cold chain,” jelas riset itu.

Baca Juga: Tak Hanya Soal Jarak dan Anak, Terungkap Alasan Aura Kasih Ngotot Ingin Bercerai, Ternyata Eryck Amaral Sejak Lama Kerap Memaksanya Lakukan Hal Ini

GridPop.ID (*)