Menanggapi ditemukannya varian baru ini di Indonesia, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, ada yang perlu dipahami pemerintah dan masyarakat dalam mengartikan 'tidak lebih mematikan' dari sebuah virus.
"Tidak lebih mematikan dengan menambah kematian, itu dua hal yang berbeda," kata Dicky, Senin (8/3/2021).
Dalam menghadapi varian virus yang muncul ini, Dicky mengingatkan, vaksinasi bukan satu-satunya jalan keluar dalam upaya mengatasi pandemi.
"Jangan terlalu fokus pada vaksin, karena ingat ya walaupun B.1.1.7 tidak lebih membuat parah, tidak lebih mematikan, itu beda ya," kata Dicky.
Ia juga mengingatkan soal tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh varian B.1.1.7.
Dicky mencontohkan, jika angka kematian dari orang yang terjangkit B.1.1.7 sebesar 1 sampai 2 persen, dampaknya bisa besar.
Hal ini berkaitan erat dengan jumlah penularan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat penularan, semakin banyak yang orang rentan mengalami kematian.
"Dan beda, misal fatality rate-nya 1 persen atau 2 persen misalnya. 1 atau 2 persennya dari 10.000 itu berbeda banget," kata Dicky.